EFFECT OF ETHANOLIC EXTRACT OF PINE NEEDLE(PINUS MERKUSII) AND BAMBOO LEAF(PHYLLOSTACHYS BAMBUSOIDES) ON DNCB INDUCED ATOPICDERMATITIS IN BALB/c MICE MODEL

Prevalensi penyakit alergi meningkat seiring dengan meningkatnya faktor yang dapat bertindak sebagai allergen seperti debu, tungau, makanan, akibat dari industrialisasi dan urbanisasi. Atopik dermatitis adalah hipersensitivitas tipe IV (empat) yang dimediasi terutama oleh sel T helper yang dikena...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: So Mi, Lee
Format: Final Project
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/45461
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Prevalensi penyakit alergi meningkat seiring dengan meningkatnya faktor yang dapat bertindak sebagai allergen seperti debu, tungau, makanan, akibat dari industrialisasi dan urbanisasi. Atopik dermatitis adalah hipersensitivitas tipe IV (empat) yang dimediasi terutama oleh sel T helper yang dikenal mampu menghasilkan banyak sitokin dan kemokin sebagai penginduksi respon inflamasi. Efek anti-inflamasi dari Pinus merkusii dan Phyllostachys bambusoides, tercatat dalam Dongui-Bogam dan Shennong Ben C?o Jing yang merupakan buku obat tradisional terkenal di daerah Timur yang berasal dari Korea dan Cina. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki potensi anti-atopik dermatitis menggunakan ekstrak etanol daun Pinus merkusii dan Phyllostachys bambusoides pada mencit betina BALB/c. Dermatitis atopik diinduksi pada mencit betina BALB/c dengan memberikan 2,4- dinitroklorobenzen 0,2 dan 2% di belakang kulit mencit yang sudah dicukur 24 jam sebelumnya. Daun Pinus merkusii dan Phyllostachys bambusoides diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol untuk daun Pinus merkusii dan metanol untuk daun Phyllostachys bambusoides. Ekstrak dipekatkan menggunakan rotary evaporator. Hasil ekstrak kental kemudian dibuat menjadi tiga dosis untuk setiap tanaman yaitu dosis 0,5, 1, dan 5 % menggunakan pelarut etanol 70%. Sediaan uji tersebut dioleskan pada mencit dengan dosis 200?l per hari. Parameter yang ditentukan yaitu skoring dermatitis, indeks organ, ketebalan epidermis, jumlah sel mast, dan konsentrasi IFN-gamma. Berdasarkan skoring atopik dermatitis, setelah 21 hari penggunaan ekstrak, semua kelompok ekstrak menunjukkan skor yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol positif pada akhir penelitihan. Evaluasi kualitatif kepadatan rambut menunjukkan hasil kepadatan rambut yang kembali normal kecuali pada kelompok standar. Indeks organ yang diperoleh menunjukkan hasil yang masih rendah, hal ini menandakan perlunya perawatan lebih lanjut untuk kembali ke kondisi semula. Dari analisis histopatologi, ekstrak dapat mengurangi ketebalan epidermis dan jumlah sel mast. Kemampuan reduksi ketebalan epidermis yang paling efektif ditunjukkan oleh kelompok yang diberikan EPB 5% dengan nilai ketebalan (28.58?m) dan jumlah sel mast (6.6±1.13). Semua kelompok ekstrak mampu menurunkan tingkat IFN-gamma (p<0,1). Kemampuan reduksi paling baik ditunjukkan oleh kelompok EPM 5% (21.28±3.68pg/mL). Daun Pinus merkusii dan Phyllostachys bambusoides memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai agen anti-atopik dermatitis.