PENGARUH HESPERITIN TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO MENCIT PADA KULTUR IN VITRO

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian hesperitin per oral pada mencit jantan terhadap perkembangan embrio dari tahap satu sel sampai blastula pada kultur in vitro. Hesperitin merupakan aglikon dari hesperidin termasuk senyawa flavonoid yang mempunyai aktifitas sebagai inhibito...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Ken Arief Tarmuzi, -
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:English
English
Published: 2002
Subjects:
Online Access:https://repository.unair.ac.id/131274/1/PENGARUH%20HESPERITIN%20TERHADAP%20PERKEMBANGAN%20-%20KEN%20ARIEF%20TARMUZI%20-%20ABSTRAK.pdf
https://repository.unair.ac.id/131274/2/PENGARUH%20HESPERITIN%20TERHADAP%20PERKEMBANGAN%20-%20KEN%20ARIEF%20TARMUZI.pdf
https://repository.unair.ac.id/131274/
http://www.lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: English
English
Description
Summary:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian hesperitin per oral pada mencit jantan terhadap perkembangan embrio dari tahap satu sel sampai blastula pada kultur in vitro. Hesperitin merupakan aglikon dari hesperidin termasuk senyawa flavonoid yang mempunyai aktifitas sebagai inhibitor enzim hyaluronidase pada proses fertilisasi. Sebanyak 40 ekor mencit jantan strain BALB C berumur 3-4 bulan, selama 52 hari diberi larutan hesperitin. Dosis pemberian hesperitin dibagi dalam tiga kelompok, 31 mg/kg BB, 62 mg/kg BB, 124 mg/kg BB dan satu kelompok tanpa diberi hesperitin sebagai kontrol. Setiap kelompok perlakuan dan kontrol terdiri dari 10 mencit jantan yang diambil spermanya dari kauda epididimis untuk memfertilisasi masing-masing satu sel telur yang matang pada medium fertilisasi in vitro. Sel telur yang berhasil difertilisasi dikultur lebih lanjut, pengamatan dilakukan setiap 24 jam sampai embrio mencapai tahap blastula. Data diperoleh dengan menghitung jumlah embrio setiap tahap perkembangan dan dianalisis dengan Fisher Exact Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa embrio yang difertilisasi oleh sperma dari mencit jantan yang diberi hesperitin mengalami bambatan pertumbuban dari satu menjadi dua sel. Tingkat perkembangan sangat rendah yaitu 11,1% pada dosis I, 33,3% dosis II dan 10% pada dosis III, berbeda nyata dengan kontrol (p<0,05) yang mencapai 100%. Pada perkembangan selanjutnya embrio dari kelompok perlakuan tidak berkembang menjadi empat sel, sedang pada kontrol embrio yang mencapai tahap empat sel masih tinggi yaitu 80% dan morula 50%. Disimpulkan bahwa pemberian hesperitin dengan dosis 31, 62 dan 124 mg/kg BB menghambat perkembangan embrio mencit pada kultur in vitro. Embrio tidak bisa berkembang lebih lanjut, sehingga tingkat perkembangan embrio rendah.