MODEL MATEMATIKA DAMPAK PENYEBARAN POLUTAN AKIBAT INDUSTRI BERBASIS KAYU DAN NON-KAYU TERHADAP SUMBER DAYA HUTAN

Pemanfaatan lahan dan hasil hutan dalam kegiatan industri bukan merupakan hal baru. Dalam hal ini, industri kayu merupakan industri yang memanfaatkan sumber daya hutan secara langsung, sedangkan industri non-kayu tidak bergantung pada sumber daya hutan, namun menggunakan lahan hutan sebagai lokas...

وصف كامل

محفوظ في:
التفاصيل البيبلوغرافية
المؤلف الرئيسي: YOLANDA ARIESTA HADI, 081311233060
التنسيق: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
اللغة:Indonesian
Indonesian
منشور في: 2017
الموضوعات:
الوصول للمادة أونلاين:http://repository.unair.ac.id/62994/1/MPM.52-17%20Had%20m%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/62994/2/MPM.52-17%20Had%20m%20Sec.pdf
http://repository.unair.ac.id/62994/
http://lib.unair.ac.id
الوسوم: إضافة وسم
لا توجد وسوم, كن أول من يضع وسما على هذه التسجيلة!
الوصف
الملخص:Pemanfaatan lahan dan hasil hutan dalam kegiatan industri bukan merupakan hal baru. Dalam hal ini, industri kayu merupakan industri yang memanfaatkan sumber daya hutan secara langsung, sedangkan industri non-kayu tidak bergantung pada sumber daya hutan, namun menggunakan lahan hutan sebagai lokasi berdirinya indusri. Industri berbasis kayu dan non-kayu diasumsikan berdiri di area hutan, dan polutan yang mencemari lingkungan diasumsikan hanya berasal dari kedua jenis industri tersebut. Pada skripsi ini disajikan model matematika untuk mempelajari dampak polutan yang disebabkan oleh industri berberbasis kayu dan non-kayu terhadap sumber daya hutan. Berdasarkan hasil analisis titik setimbang, model dalam skripsi ini memiliki enam titik setimbang dengan titik setimbang kepunahan dan titik setimbang kepunahan industri bersifat tidak stabil, sedangkan ke empat titik setimbang lainnya bersifat stabil asimtototis bersyarat. Disisi lain, hasil simulasi menunjukkan bahwa peningkatan laju pertumbuhan industri berbasis kayu dan laju penyerapan konsentrasi polutan industri berbasis non-kayu oleh hutan menyebabkan penurunan sumber daya hutan. Oleh karena itu, penanganan dua hal tersebut harus dijadikan prioritas agar proses industri tetap berjalan tanpa mengancam eksesitensi sumber daya hutan.