STRESS MARKERS PADA TULANG LUMBAR BURUH MANOL PASAR DI KECAMATAN GENTENG – BANYUWANGI

Buruh manol memiliki intensitas kerja yang tinggi dan beban kerja yang berat. Setiap harinya buruh manol bekerja mengangkat barang dengan beban antara 80-150 kg dalam sekali angkat. Aktivitas bekerja tersebut akan membebani tulang lumbar buruh manol, sebab dilakukan secara terus-menerus dan dalam ja...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: NUR FITRIA, 071311733021
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2017
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/67410/1/Fis.ANT.25.17%20.%20Fit.s%20-%20ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/67410/2/Fis.ANT.25.17%20.%20Fit.s%20-%20SEC.pdf
http://repository.unair.ac.id/67410/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Buruh manol memiliki intensitas kerja yang tinggi dan beban kerja yang berat. Setiap harinya buruh manol bekerja mengangkat barang dengan beban antara 80-150 kg dalam sekali angkat. Aktivitas bekerja tersebut akan membebani tulang lumbar buruh manol, sebab dilakukan secara terus-menerus dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Hal tersebut dapat menimbulkan tanda-tanda stres pada tulang lumbar buruh manol. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana variasi stress marker yang muncul pada tulang lumbar buruh manol, terkait dengan intensitas kerja, lama bekerja, dan beban kerja buruh manol. Subjek penelitian ini adalah 10 orang buruh manol yang aktif bekerja di Pasar Tradisional Genteng, Banyuwangi. Metode yang digunakan dalam pengambilan dan pengumpulan data adalah metode observasi, wawancara, dan rontgen untuk melihat ada atau tidaknya stress marker. Adapun analisis data dilakukan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, yaitu dengan melihat hasil rontgen dan menganalisisnya dengan data intensitas kerja, lama bekerja, dan beban kerja masing-masing buruh manol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat stress marker berupa osteopit pada 8 orang subjek penelitian, 1 orang mengalami robustisitas, dan 1 orang memiliki tulang lumbar yang normal. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan lama masa bekerja, frekuensi mengangkat beban, dan beban kerja pada masing-masing subjek penelitian.