JUMLAH ERITROSIT DAN DIFERENSIAL LEUKOSIT BELUT RAWA (Synbranchus bengalensis) YANG TERINFEKSI GENUS Trypanosoma DIPASARKAN DI KOTA SURABAYA

RINGKASAN SELVI DEBI SAVIA FITRI. Jumlah Eritrosit dan Diferensial Leukosit Belut Rawa (Synbranchus bengalensis) Terinfeksi yang Genus Trypanosoma Dipasarkan di Kota Surabaya. Dosen Pembimbing Dr. Hj. Gunanti Mahasri, Ir., M. Si dan Prof. Dr. Setiawan Koesdarto, drh., M. Sc. Belut rawa (Synbranc...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: SELVI DEBI SAVIA FITRI, 141511133019
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Published: 2019
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/83932/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/83932/2/DAFTAR%20ISI.pdf
http://repository.unair.ac.id/83932/3/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://repository.unair.ac.id/83932/4/FULLTEXT.pdf
http://repository.unair.ac.id/83932/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Description
Summary:RINGKASAN SELVI DEBI SAVIA FITRI. Jumlah Eritrosit dan Diferensial Leukosit Belut Rawa (Synbranchus bengalensis) Terinfeksi yang Genus Trypanosoma Dipasarkan di Kota Surabaya. Dosen Pembimbing Dr. Hj. Gunanti Mahasri, Ir., M. Si dan Prof. Dr. Setiawan Koesdarto, drh., M. Sc. Belut rawa (Synbranchus bengalensis) merupakan salah satu jenis belut yang dikonsumsi. Habitat alami belut rawa adalah rawa dengan tanah berlumpur dengan jenis tanah humus yang mengandung banyak bahan organik. Habitat tersebut memiliki pH tanah 4 – 6 yang memungkinkan peluang parasit protozoa berkembang dengan baik. Trypanosoma sp. merupakan salah satu endoparasit yang ditemukan pada darah yang dapat menyebabkan anemia dan perubahan jumlah leukosit pada belut yang terinfeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah eritrosit dan diferensial leukosit belut rawa (Synbranchus bengalensis) yang terinfeksi genus Trypanosoma dipasarkan di Kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode survey melalui pengambilan sampel pada dua lokasi secara langsung. Pengambilan sampel pada lokasi I yaitu di Ambengan, Kecamatan Genteng, Surabaya Pusat dan lokasi II di Karah, Kecamatan Jambangan, Surabaya Selatan. Total sampel belut rawa yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 60 ekor dengan panjang ukuran 40-60 cm. Parameter utama pada penelitian ini adalah jumlah eritrosit dan diferensial leukosit belut rawa (Synbranchus bengalensis) yang terinfeksi Trypanosoma dipasarkan di Kota Surabaya. Hasil penelitian jumlah sel eritrosit belut rawa (Synbranchus bengalensis) yang terinfeksi Trypanosoma dipasarkan di Kota Surabaya menunjukan dibawah normal dengan rata-rata jumlah eritrosit dari lokasi I (Ambengan) sebesar 0,77 x106 sel/mm3, dan dari lokasi II (Karah) sebesar 0,80x106 sel/mm3. Berdasarkan analisis data menggunakan Mann-Whitney U-Test menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata jumlah eritrosit belut rawa yang terinfeksi Trypanosoma dari lokasi I (Ambengan) dan lokasi II (Karah) yaitu (p≥0,05). Hasil penelitian diferensial leukosit belut rawa (Synbranchus bengalensis) yang terinfeksi Trypanosoma dipasarkan di Kota Surabaya menunjukkan diatas persentase normal untuk monosit, eosinofil dan basofil, sedangkan untuk limfosit dan neutrofil masih dalam persentase normal. Diferensial leukosit belut rawa yang terinfeksi Trypanosoma dari lokasi I (Ambengan) dan lokasi II (Karah) menunjukan hasil tidak jauh berbeda yaitu monosit sebesar 8.5% untuk kedua lokasi, limfosit sebesar 80.8% dan 79.8%, basofil sebesar 2.2% dan 2.3%, eosinofil sebesar 1.4% dan 1.3%, dan neutrofil 6.8% dan 7.7%. Analisis data menggunakan Independen T-Test tidak terdapat perbedaan yang nyata diferensial leukosit belut rawa yang terinfeksi Trypanosoma dari lokasi I (Ambengan) dan lokasi II (Karah) yaitu (p≥0,05). Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan jumlah eritrosit dan diferensial leukosit belut rawa (Synbranchus bengalensis) yang terinfeksi Trypanosoma dari lokasi I (Ambengan) dan lokasi II (Karah).