Karakteristik Petrologi dan Geokimia Batuan Granitoid Mamasa di Daerah Hahangan dan Sekitarnya, Sulawesi Barat, Indonesia

Daerah penelitian berada di Desa Hahangan dan sekitarnya, Kecamatan Aralle, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat. Secara regional daerah tersebut tersusun oleh Batuan Terobosan Neogen (Granitoid Mamasa) yang pembentukannya berkaitan erat dengan peristiwa subduksi-kolisi pada kala Miosen hingga...

全面介紹

Saved in:
書目詳細資料
Main Authors: Kurniady, Arik Bagus, Hakim, Fahmi, Idrus, Arifudin, Warmada, I Wayan, Raharjanti, Ni'matul Azizah
格式: Conference or Workshop Item PeerReviewed
語言:English
出版: 2019
主題:
在線閱讀:https://repository.ugm.ac.id/275801/1/Bagian%20F.%20Mineralogy%2C%20Petrology%2C%20and%20Economic%20Mineral%20Resources-224-242.pdf
https://repository.ugm.ac.id/275801/
標簽: 添加標簽
沒有標簽, 成為第一個標記此記錄!
機構: Universitas Gadjah Mada
語言: English
實物特徵
總結:Daerah penelitian berada di Desa Hahangan dan sekitarnya, Kecamatan Aralle, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat. Secara regional daerah tersebut tersusun oleh Batuan Terobosan Neogen (Granitoid Mamasa) yang pembentukannya berkaitan erat dengan peristiwa subduksi-kolisi pada kala Miosen hingga Pliosen. Untuk mengetahui karakteristik petrologi dan geokimia dari batuan granitoid di daerah tersebut, maka dilakukan pemetaan geologi yang mendetail dan pengambilan sampel batuan yang representatif yang disertai dengan analisis laboratorium seperti analisis petrografi, X-Ray Diffraction (XRD) dan geokimia (ICP-AES). Berdasarkan hasil analisis, jenis granitoid di daerah penelitian merupakan granodiorit porfiri dengan komposisi mineral plagioklas (andesin dan oligoklas), kuarsa, K- feldspar, biotit, hornblenda dan mineral opak. Granodiorit di daerah penelitian memiliki sifat asam dengan kandungan SiO2 berkisar 63-68% dan saturasi alumina berjenis peralumina, sehingga dapat digolongkan sebagai granitoid tipe – I. Granodiorit di lokasi penelitian memiliki afinitas magma berjenis shosonitik, yang dicirikan oleh perbandingan K2O/Na2O yang tinggi.Berdasarkan hasil analisis unsur jejak (trace elements) yaitu Sr/(Rb+Ba+Sr) dan Rb/(Rb+Ba+Sr) pada granitoid di daerah penelitian, terlihat bahwa terjadi tingkatan fraksinasi yang rendah ( weakly fractionated) dan juga proses diferensiasi yang rendah. Ditemukannya xenolith ( mafic microgranular enclaves) berupa piroksenit pada batuan granitoid membuktikan bahwa granitoid dan xenolit secara umum terkristalisasi dari sumber magma yang berbeda. Tatanan tektonik granitoid di daerah penelitian merupakan Volcanic Arc Granitoids (VAG) yang menghasilkan kelompok granitoid yang berhubungan dengan proses subduksi. Sementara itu, berdasarkan data-data hasil analisis petrologi, mineralogi dan geokimia, granitoid di daerah penelitian merupakan tipe K-rich Calc-alkaline Granitoids (KCG) yang terbentuk pada rezim transisi subduksi-kolisi yang terjadi pada Kala Miosen Akhir-Pliosen.