Makna Simbol pada Gunungan dalam Pewayangan

Gunungan salah satu diantara boneka wayang yang memiliki ujud dan bentuk yang sederhana, namun mengandung ukiran-a- tau phatan yang halus dan rumit serta indah. Gambar lukis- an yang tertera di dalamnya merupakan simbol kehidupan a- lam semesta yang lengkap, yaitu lukisan berraneka macam bi natang s...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Mulyono, Suyadi
Format: Other NonPeerReviewed
Language:English
Published: Fakultas Filsafat UGM 1993
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/279144/1/Makna%20Simbol%20Pada%20Gunungan%20Dalam%20Pewayangan_Suyadi%20Mulyono_1993.pdf
https://repository.ugm.ac.id/279144/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Gadjah Mada
Language: English
Description
Summary:Gunungan salah satu diantara boneka wayang yang memiliki ujud dan bentuk yang sederhana, namun mengandung ukiran-a- tau phatan yang halus dan rumit serta indah. Gambar lukis- an yang tertera di dalamnya merupakan simbol kehidupan a- lam semesta yang lengkap, yaitu lukisan berraneka macam bi natang serta tumbuh-tumbuhan, gambar pintu gerbang atau gapura yang dijaga dengan dua arca raksasa, Aebatang pohon besar dengan tiga pasang cabangnya, Pohon dililit ular besar dan di sana tergamabr kepala "kemamang", kesemuanya merupa- kan satu kesatuan yang utuh, merupakan lambang dari kehidu- pan manusia. Fungsi gunungan dalam pewayngan memiliki fungsi ganda,artin nya dalam pewayangan gunungan memiliki peranan yang banyak. Sikap gunungan selalu berubah mengikuti atau sebagai tan- da akan adanya adegan baru atau sebagai figur pengganti. Wisalnya: api,kilat, guntur, kesemuanya peranan ini diwakili oleh gunungen yang dibalik. Sikap atau kedudukan gunungan dalam adegan wayang dan perga- tian ceritera selalu condong, gaitu condong ke kanan atau ke kiri. Gunungan dalam posisi tegak hanya dua kali yaitu awal dan khir pentunjukan. Dalam posisi tegak pada awal pertunjukan menggabrkan awal kelahiran manusia yang masih suci, artinya segala sesuatunya belum ada perubahan yang akibat terombang ambing oleh dorongan hidup baik lahir maupun batin. Posisitegak pada akhir pertunjukan menggambarkan akhir da- ri kehidupan ini kembali tegak dalam sudah tidak terpenga- ruh lagi oleh hiruk pikuknya kehidupan di dunia ini. Demikanlah figur gunungan sebagai simbol kehidupan manu- sia dengan dirinya sendiri, sesama, lingkungan alam dan de- ngan Tuhan sebagai asalmulanya dan tujuan terakhirnya ke- hidupan manusia, seluruhnya dilambangkan dalam pewayangan darutama pada gunungan.