KAJIAN SIFAT TANAH PENENTU STABILITAS BEDENG PERMANEN SAWAH TADAH HUJAN PADA VERTISOL LOMBOK

<p>Sistem bedeng permanen telah terbukti lebih unggul pada Vertisol tadah hujan Lombok dibandingkan gora, akan tetapi masih perlu penyempurnaan, dalam hal stabilitas bedeng. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi permasalahan stabilitas Vertisol dalam upaya mewujudkan bedeng permanen yan...

全面介紹

Saved in:
書目詳細資料
主要作者: , I Gusti Made Kusnarta
格式: Article NonPeerReviewed
出版: [Yogyakarta] : Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada 2012
在線閱讀:https://repository.ugm.ac.id/95364/
http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=3182
標簽: 添加標簽
沒有標簽, 成為第一個標記此記錄!
機構: Universitas Gadjah Mada
實物特徵
總結:<p>Sistem bedeng permanen telah terbukti lebih unggul pada Vertisol tadah hujan Lombok dibandingkan gora, akan tetapi masih perlu penyempurnaan, dalam hal stabilitas bedeng. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi permasalahan stabilitas Vertisol dalam upaya mewujudkan bedeng permanen yang stabil. Serangkaian percobaan, yang terdiri dari empat tahapan percobaan, telah dilaksanakan untuk mencapai tujuan penelitian ini. Percobaan tahap pertama adalah uji faktor-faktor dominan penentu stabilitas agregat Vertisol tadah hujan Lombok yang dilakukan menggunakan metode survei pada tingkat semi detil, satu titik pengambilan contoh tanah mewakili areal seluas 50 ha. Percobaan tahap kedua adalah uji 3 macam bahan pembenah tanah (pasir, pupuk kandang, dan gipsum) untuk dievaluasi pengaruhnya terhadap stabilitas struktur tanah. Percobaan tahap ketiga adalah uji desain bedeng untuk mendapatkan pola bedeng yang cocok di Vertisol Lombok. Percobaan keempat merupakan uji lapangan terhadap hasil terbaik yang diperoleh dari percobaan kedua dan ketiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stabilitas struktur tanah, melalui kemantapan agregat tanah, ditentukan oleh kandungan bahan organik tanah, nilai COLE (coefficient of linear extensibility), kadar klei, dan kadar kapur tanah, tetapi tidak nyata dipengaruhi oleh persen sodium tertukarkan (ESP). Bahan pembenah pasir dan pupuk kandang, masing-masing pada takaran 20% dan 15 ton ha &macr