Readiness to change in higher education: do demographic differences in psychosocial predictors matter? = Kesiapan karyawan untuk berubah: apakah ada perbedaan demografis dari prediktor psikososial?

The study aims to (1) examine demographic differences in higher education employee’s readiness to change, and (2) Identify whether several psychosocial predictors affect higher education employee’s readiness to change across different demographic backgrounds. A total of 214 academics and 214 non-...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Mardhatillah, Amy Mardhatillah, Abdul Rahman, Shukran
Format: Article
Language:English
ot
Published: Faculty of Psychology, Universitas Indonesia 2020
Subjects:
Online Access:http://irep.iium.edu.my/81101/1/81001_Readiness%20to%20Change%20in%20Higher%20Education-English%20version.pdf
http://irep.iium.edu.my/81101/2/81001_Readiness%20to%20Change%20in%20Higher%20Education-Indonesian%20version.pdf
http://irep.iium.edu.my/81101/
http://jps.ui.ac.id/index.php/jps/article/view/jps.2020.08
https://doi.org/10.7454/jps.2020.08
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universiti Islam Antarabangsa Malaysia
Language: English
ot
Description
Summary:The study aims to (1) examine demographic differences in higher education employee’s readiness to change, and (2) Identify whether several psychosocial predictors affect higher education employee’s readiness to change across different demographic backgrounds. A total of 214 academics and 214 non-academic staff participated in this study. 34.84% of the respondents were in the age range of 31- 40 years old, 30.31% in the age range of 41-50 years old. 20.76% were between 21-30 years old, and 14.08% were 51 years and above. 64.44% consists of female respondents, while 35.56% are male respondents. We found that there was a statistically significant difference in the scores of employees’ readiness to change based on gender and age. Openness to experience, management support, and perceived appropriateness of change also significantly predicted employees’ readiness for change, particularly among non-academic staff. Meanwhile, change efficacy significantly predicted readiness for change among academics. Individual spirituality significantly predicted readiness to change for older employees than younger employees. The study shed light on the possible design for an intervention program in order to enhance employees’ readiness to change in the context of the higher learning institution. Organizational change initiatives may show the potential to be implemented in a higher learning institution. ****************************************************************************** Penelitian ini bertujuan untuk (1) menguji apakah ada perbedaan demografis dalam kesiapan karyawan di bidang pendidikan tinggi untuk berubah, dan (2) menguji apakah ada perbedaan pada beberapa prediktor psikososial dalam kesiapan mereka untuk berubah berdasarkan latar belakang demografis. Sebanyak 214 tenaga pengajar dan 214 tenaga pendidik telah diambil secara acak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. 34,84% dari responden berada dalam kisaran usia 31-40 tahun, 30,31% pada kisaran usia 41-50 tahun. 20,76% berusia antara 21-30 tahun dan 14,08% berusia 51 tahun ke atas. 64,44% terdiri dari responden wanita sedangkan 35,56% adalah responden pria. Ditemukan adanya perbedaan yang signifikan dalam hal kesiapan karyawan di bidang pendidikan tinggi untuk berubah berdasarkan jenis kelamin dan usia. Karyawan pria dan yang cenderung lebih tua menunjukkan skor kesiapan lebih tinggi. Keterbukaan terhadap pengalaman, dukungan manajemen, dan persepsi kesesuaian perubahan ditemukan signifikan secara statistik dalam memprediksi kesiapan karyawan untuk tenaga pendidik, sementara efikasi perubahan lebih signifikan secara statistik dalam memprediksi kesiapan untuk tenaga pengajar. Spiritualitas juga ditemukan memprediksi kesiapan untuk berubah bagi karyawan dengan usia yang lebih tua bila dibandingkan dengan karyawan dengan usia yang lebih muda. Studi ini dapat berkontribusi dalam merancang intervensi berdasarkan faktor-faktor demografis dan prediktor psikososial yang relevan yang tepat untuk meningkatkan kesiapan berubah pada karyawan di perguruan tinggi. Dengan demikian, inisiatif perubahan organisasi berpotensi bisa diimplementasikan di perguruan tinggi.