Komitmen pernikahan pada pasangan suami isteri yang suaminya mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK)

PT. Dirgantara Indonesia (DI) adalah industri pesawat terbang yang pertama dan satu-satunya di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Tahun 2004 PT.Dirgantara Indonesia mengalami kebangkrutan. Dampak yang dirasakan oleh para karyawan yakni, kondisi keluarga pun menjadi tidak stabil, seperti masalah keu...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Wangi, Eneng Nurlaili, Gusnendar, Yunikeu
Format: Conference or Workshop Item
Language:English
Published: 2013
Subjects:
Online Access:http://repo.uum.edu.my/18534/1/ICAW%202013%201-13.pdf
http://repo.uum.edu.my/18534/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universiti Utara Malaysia
Language: English
Description
Summary:PT. Dirgantara Indonesia (DI) adalah industri pesawat terbang yang pertama dan satu-satunya di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Tahun 2004 PT.Dirgantara Indonesia mengalami kebangkrutan. Dampak yang dirasakan oleh para karyawan yakni, kondisi keluarga pun menjadi tidak stabil, seperti masalah keuangan, masalah perubahan peran, perubahan kebiasaan serta perubahan relasi yang terjalin. Saat suami tidak lagi bekerja maka isteri harus bekerja menggantikan tugas suami. Ketika ada konflik yang ditimbulkan dari dampak suami yang mengalami PHK maka sejauh mana suami dan isteri berusaha menjaga keutuhan rumah tangganya agar tidak berujung pada perceraian. Dalam hal ini komitmenlah yang berperan.Dalam penelitian ini,ingin melihat bagaimana bentuk komitmen suami isteri sehingga mereka masih tetap bertahan dalam kehidupan pernikahannya.Menurut Jonshon (1991) komitmen perkawinan adalah keinginan personal untuk bertahan dalam suatu hubungan, kewajiban secara moral untuk tetap melanjutkan hubungan dan paksaan dari luar untuk meninggalkan suatu hubungan. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dan subjek penelitian adalah suami dan isteri dari mantan pegawai PT.Dirgantara Indonesia yang mengalami PHK sebanyak 12 orang.Alat ukur komitmen pernikahan yang digunakan adalah menggunakan alat ukur yang sudah ada dalam The Ttripartite Nature of Marital Commitment oleh Michael p. Johnshon.Hasil penelitian menggambarkan bahwa dari 12 subyek yang diteliti, seluruhnya memiliki komitmen pernikahan kuat dengan aspek komitmen personal, moral, struktural kuat namun terdapat satu subjek yang memiliki aspek komitmen struktural yang lemah. Dari 12 subjek, keseluruhannya memiliki komitmen personal dan komitmen moral yang kuat sehingga membuat hubungan yang terjalin tetap harmonis dan hangat.