#TITLE_ALTERNATIVE#

Sumber utama dari pencemaran udara di kota Bandung berasal dari kegiatan manusia dari sektor transportasi, industri, domestik dan persampahan. Penyebaran dari pencemaran udara tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor meteorologi, seperti angin dan stabilitas atmosfer. Dengan mengetahui pola sirkulasi...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: YOEWONO , REKTIVIANTO
Format: Theses
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/11232
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
id id-itb.:11232
spelling id-itb.:112322017-09-27T15:23:06Z#TITLE_ALTERNATIVE# YOEWONO , REKTIVIANTO Indonesia Theses INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/11232 Sumber utama dari pencemaran udara di kota Bandung berasal dari kegiatan manusia dari sektor transportasi, industri, domestik dan persampahan. Penyebaran dari pencemaran udara tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor meteorologi, seperti angin dan stabilitas atmosfer. Dengan mengetahui pola sirkulasi atmosfer maka dapat disimulasikan juga pola penyebaran pencemaran udara. Sirkulasi atmosfer di atas cekungan Bandung memiliki karakteristik yang menarik karena letaknya yang dikelilingi oleh gunung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penyebaran polutan di atas cekungan Bandung. Pada penelitian ini digunakan model kualitas udara yang dikembangkan oleh National Central University-Taiwan yang disebut TAQM (Taiwan Air Quality Model). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data meteorologi yang dihasilkan dari model MM5 dan data laju emisi yang dihitung berdasarkan data inventori emisi dari sumber sektor transportasi, industri, domestik dan persampahan di kotamadya Bandung dan kabupaten Bandung yang dihimpun pada tahun 2004. Simulasi penyebaran polutan dilakukan untuk hari yang mewakili musim kering dan musim basah. Dari hasil simulasi tersebut dapat dilihat bahwa pola penyebaran polutan di cekungan Bandung cenderung menyebar ke arah barat pada musim kering dan ke arah timur pada musim basah. Pencemaran udara yang berasal dari kota Bandung pada siang hari tidak terperangkap di cekungan. Sedangkan pada malam hari ada kemungkinan polutan untuk terperangkap di daerah cekungan Bandung. Kondisi tersebut akibat adanya perubahan stabilitas atmosfer secara diurnal. Kondisi atmosfer di bulan basah lebih stabil dari pada bulan kering. Sehingga pada bulan basah polutan lebih sulit menyebar. text
institution Institut Teknologi Bandung
building Institut Teknologi Bandung Library
continent Asia
country Indonesia
Indonesia
content_provider Institut Teknologi Bandung
collection Digital ITB
language Indonesia
description Sumber utama dari pencemaran udara di kota Bandung berasal dari kegiatan manusia dari sektor transportasi, industri, domestik dan persampahan. Penyebaran dari pencemaran udara tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor meteorologi, seperti angin dan stabilitas atmosfer. Dengan mengetahui pola sirkulasi atmosfer maka dapat disimulasikan juga pola penyebaran pencemaran udara. Sirkulasi atmosfer di atas cekungan Bandung memiliki karakteristik yang menarik karena letaknya yang dikelilingi oleh gunung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penyebaran polutan di atas cekungan Bandung. Pada penelitian ini digunakan model kualitas udara yang dikembangkan oleh National Central University-Taiwan yang disebut TAQM (Taiwan Air Quality Model). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data meteorologi yang dihasilkan dari model MM5 dan data laju emisi yang dihitung berdasarkan data inventori emisi dari sumber sektor transportasi, industri, domestik dan persampahan di kotamadya Bandung dan kabupaten Bandung yang dihimpun pada tahun 2004. Simulasi penyebaran polutan dilakukan untuk hari yang mewakili musim kering dan musim basah. Dari hasil simulasi tersebut dapat dilihat bahwa pola penyebaran polutan di cekungan Bandung cenderung menyebar ke arah barat pada musim kering dan ke arah timur pada musim basah. Pencemaran udara yang berasal dari kota Bandung pada siang hari tidak terperangkap di cekungan. Sedangkan pada malam hari ada kemungkinan polutan untuk terperangkap di daerah cekungan Bandung. Kondisi tersebut akibat adanya perubahan stabilitas atmosfer secara diurnal. Kondisi atmosfer di bulan basah lebih stabil dari pada bulan kering. Sehingga pada bulan basah polutan lebih sulit menyebar.
format Theses
author YOEWONO , REKTIVIANTO
spellingShingle YOEWONO , REKTIVIANTO
#TITLE_ALTERNATIVE#
author_facet YOEWONO , REKTIVIANTO
author_sort YOEWONO , REKTIVIANTO
title #TITLE_ALTERNATIVE#
title_short #TITLE_ALTERNATIVE#
title_full #TITLE_ALTERNATIVE#
title_fullStr #TITLE_ALTERNATIVE#
title_full_unstemmed #TITLE_ALTERNATIVE#
title_sort #title_alternative#
url https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/11232
_version_ 1820666088679014400