KAJIAN AWAL SIFAT-SIFAT MAGNETIK PADA SEDIMEN DANAU TEKTONIK DAN DANAU MAAR DI INDONESIA
Sedimen danau merupakan sumber arsip alamiah yang potensial dalam merekam perubahan lingkungan. Salah satu hal yang direkam adalah variasi mineral magnetik dan kelimpahannya dalam setiap lapisan sediment. Hal ini dapat memberikan informasi tentang keadaan lingkungan pada saat proses deposisi berlang...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/12147 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Sedimen danau merupakan sumber arsip alamiah yang potensial dalam merekam perubahan lingkungan. Salah satu hal yang direkam adalah variasi mineral magnetik dan kelimpahannya dalam setiap lapisan sediment. Hal ini dapat memberikan informasi tentang keadaan lingkungan pada saat proses deposisi berlangsung. Dalam penelitian ini telah dilakukan kajian sifat-sifat magnetik terhadap sedimen danau yang berasal dari dua situasi lingkungan yang berbeda dengan menggunakan metode kemagnetan batuan serta survey SEM. Pertama, pengukuran magnetik dilakukan pada core sedimen yang berasal dari dua danau maar di Jawa Timur (danau Lading dan danau Bedali). Situs ini merepresentasikan lingkungan dengan sumber mineral magnetik yang cukup tinggi dan hanya berasal dari batuan di sekitar crater. Kedua, pengukuran magnetik dilakukan pada core sedimen yang berasal dari danau Matano, yaitu danau cryptodepression yang terdapat pada daerah tektonik di Sulawesi Selatan. Situs ini berada pada daerah yang didominasi oleh tanah laterit dengan kandungan mineral magnetik yang cukup tinggi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa mineral magnetik pada danau Lading, Bedali, dan Matano didominasi oleh magnetite dengan domain magnetik pseudo-single domain. Dibandingkan dengan danau Lading dan Bedali, danau Matano memiliki ukuran bulir magnetik yang cenderung lebih besar, tetapi juga mengandung bulir superparamagnetik yang lebih banyak. Di sisi lain sedimen danau Lading dan Bedali memiliki suseptibilitas dan intensitas remanen magnetik buatan yang lebih tinggi dari sedimen danau Matano. Variasi suseptibilitas pada ketiga danau tersebut pada dasarnya hanya bergantung pada konsentrasi mineral magnetiknya. Profil suseptibilitas sedimen danau Bedali dan Matano yang cenderung meningkat pada bagian atas dan relatif stabil pada bagian bawah dari core sedimen diperkirakan sebagai hasil dari proses kompaksi, sedangkan puncak-puncak kecil pada kedalaman 12 cm dan 30 cm pada profil suseptibilitas sedimen danau Lading diperkirakan sebagai suatu peristiwa iklim yang menghasilkan erosi tinggi pada daerah di sekitar danau tersebut. Akhirnya, keseragaman mineral magnetik pada ketiga sedimen danau tersebut dapat menjadi alasan kuat dalam penentuan sinyal iklim purba melalui anomali nilai suseptibilitas magnetik. <br />
|
---|