ALKOHOL RANTAI PANJANG SEBAGAI FASA PENDUKUNG DALAM SINTESIS ORGANIK FASA PADAT
Sintesis organik fasa padat merupakan suatu metode sintesis senyawa organik yang dilakukan dengan bantuan suatu fasa pendukung. Dengan sintesis fasa padat, pemurnian menjadi sederhana karena pemurnian dilakukan hanya dengan penyaringan dan prosedur mencuci. Reagen-reagen yang tidak bereaksi dapat d...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/12790 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Sintesis organik fasa padat merupakan suatu metode sintesis senyawa organik yang dilakukan dengan bantuan suatu fasa pendukung. Dengan sintesis fasa padat, pemurnian menjadi sederhana karena pemurnian dilakukan hanya dengan penyaringan dan prosedur mencuci. Reagen-reagen yang tidak bereaksi dapat dihilangkan dengan mudah pada akhir tahap sintesis. Keuntungan lainnya adalah sistemnya yang lebih mudah diautomatisasi bila dibandingkan dengan sintesis fasa cair. Fasa pendukung dalam sintesis fasa padat yang banyak digunakan saat ini adalah resin-resin berbasis polistiren. Dalam penggunaannya, fasa pendukung berbasis polistiren masih memiliki kekurangan-kekurangan di antaranya tidak semua reaksi dapat dilakukan termasuk di dalamnya reaksi yang reaktif tehadap senyawa aromatik. Kekurangan paling besar yaitu sulitnya memonitor reaksi dan penentuan produk pada akhir tahap sintesis. Pada setiap akhir tahap sintesis, produk harus diputuskan terlebih dahulu dari fasa pendukung kemudian baru bisa dianalisis. Alkohol rantai panjang (alkohol C-100) menawarkan solusi untuk mengatasi kekurangan-kekurangan pada fasa pendukung berbasis polistiren. Alkohol rantai panjang bisa digunakan sebagai fasa pendukung karena tidak larut dalam pelarut organik. Alkohol rantai panjang memiliki struktur yang sederhana sehingga dapat stabil terhadap berbagai kondisi reaksi termasuk reaksi yang reaktif terhadap senyawa aromatik. |
---|