#TITLE_ALTERNATIVE#

Pulau Pramuka adalah salah satu pulau berpenghuni yang terletak di Kepulauan Seribu, barat daya Laut Jawa. Selama beberapa tahun terakhir (2000an) populasi di pulau ini meningkat. Pertumbuhan ini juga mendorong terjadinya konversi tutupan lahan, dari vegetasi atau lahan kosong menjadi bangunan. Pert...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: DIPA PRABOWO (NIM 15108059); Pembimbing: Dr. rer. nat. Poerbandono, BUDI
Format: Final Project
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/14054
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Pulau Pramuka adalah salah satu pulau berpenghuni yang terletak di Kepulauan Seribu, barat daya Laut Jawa. Selama beberapa tahun terakhir (2000an) populasi di pulau ini meningkat. Pertumbuhan ini juga mendorong terjadinya konversi tutupan lahan, dari vegetasi atau lahan kosong menjadi bangunan. Pertumbuhan ini juga meningkatkan permintaan air tawar. Satu-satunya sumber air tawar di pulau ini adalah air tanah. Konversi tutupan lahan dan peningkatan permintaan air tawar akan berdampak pada kualitas air tawar, terutama dalam hal salinitas air. <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan model resiko air tanah. Metode yang digunakan untuk melakukan penilaian tentang risiko tanah diciptakan dari penggabungan antara peta kerentanan, bahaya, dan eksposur air tanah. Peta kerentanan dibuat menggunakan metode DRASTIC yang dimodifikasi. Untuk menghasilkan peta bahaya adalah dengan menggunakan peta penggunaan lahan dan peta eksposur dibuat dari peta tutupan lahan dan jarak dari garis pantai. <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> Hal ini ditemukan bahwa sesuai dengan model risiko air tanah di Pulau Pramuka yang terdiri dari resiko rendah, sedang, dan tinggi. Tutupan lahan jenis bangunan diklasifikasikan ke dalam risiko tinggi (9% dari luas pulau) dan risiko menengah (37% dari luas pulau). Tutupan lahan lahan lainnya diklasifikasikan menjadi risiko rendah (54% dariluas pulau). Peta resiko yang dihasilkan menunjukkan bahwa distribusi spasial risiko air tanah berkorelasi baik dengan distribusi salinitas air tanah di seluruh pulau.