#TITLE_ALTERNATIVE#

Tekstil industri telah menjadi kontributor nomor satu untuk Indonesia terutama bagi Propinsi Jawa Barat. Namun sejak dibentuknya perjanjian CAFTA di tahun 2010, industri tekstil harus bersaing harga dengan kondisi pasar yang bergejolak. Perubahan ini mengharuskan perusahaan- erusahaan tekstil mening...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: CAROLINA LIONG (NIM 29109385) ; Pembimbing : Dr. Ir. Aries F. Firman, ANNA
Format: Theses
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/14937
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Tekstil industri telah menjadi kontributor nomor satu untuk Indonesia terutama bagi Propinsi Jawa Barat. Namun sejak dibentuknya perjanjian CAFTA di tahun 2010, industri tekstil harus bersaing harga dengan kondisi pasar yang bergejolak. Perubahan ini mengharuskan perusahaan- erusahaan tekstil meningkatkan efisiensi kerja untuk menurunkan ongkos produksi per meter kain. Dengan kemajuan kembali industri tekstil di akhir tahun 2010, kombinasi produksi beberapa jenis produk menjadi penting untuk meningkatkan utilitas mesin pabrik dan sekaligus menjadi kunci keberhasilan dalam berkompetisi. Interlaced, texturizing, dan twisting adalah proses kombinasi yang umum pada rantai produksi di industri polyester. Proses ini diberikan sebelum benang ditenun. Untuk proses interlaced dan texturizing benang harus menjalani proses sizing, sedangkan untuk twisting biasanya tidak menggunakan proses sizing. Variasi dari kombinasi proses dan produk sangat mempengaruhi perencanaan produksi dan penjadwalannya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat jadwal dan kombinasi produk sehingga menghasilkan utilitas yang optimum berdasarkan pada kombinasi proses dan kapasitas mesin twisting dan sizing. Penelitian ini mencoba untuk mengadopsi metode line balancing untuk menemukan kelebihan kapasitas yang selama ini tidak digunakan. Di masa depan hasil dari penelitian dan metode analisis dapat diaplikasikan pada pabrik tekstil lainnya. Analisis data operasional pada kinerja produksi mesin tenun menunjukan tingkat produksi yang rendah terutama disebabkan oleh downtime mesin dan ketidakcocokan penjadwalan antara persiapan bahan baku dan divisi divisi tenun. Untuk menyelaraskan penjadwalan di setiap divisi, perencana sumber daya dibutuhkan untuk mengalokasikan kapasitas mesin di setiap divisi secara menyeluruh. Kombinasi produk dan jadwal dari perencana sumber daya ini kemudian dihitung dengan linear programming untuk mendapatkan optimisasi produksi. Proses implementasi dimulai dengan mengaplikasikan sistem yang telah dibuat pada dan dibandingkan dengan data sebelum percobaan. Mekanisme pelaporan harus dibangun secara real-time untuk menjamin perbaikan terus menerus dan untuk mempertahankan relevansi sistem produksi.