#TITLE_ALTERNATIVE#
PT. Sejahtera adalah perusahaan yang barus saja didirikan sebagai perusahaan konsultan Informasi dan Teknologi. Perusahaan ini baru menjalankan sebuah proyek bersama konsorsium bisnis dengan PT. Solution dan PT. Electronic Laboratory yang menamakan dirinya Konsorsium SSE. Mereka baru saja menyelesai...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/15401 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | PT. Sejahtera adalah perusahaan yang barus saja didirikan sebagai perusahaan konsultan Informasi dan Teknologi. Perusahaan ini baru menjalankan sebuah proyek bersama konsorsium bisnis dengan PT. Solution dan PT. Electronic Laboratory yang menamakan dirinya Konsorsium SSE. Mereka baru saja menyelesaikan dengan sukses proyek berprestasi yang diadakan pemerintah Indonesia untuk proyek pengendali bahan bakar minyak melalui radio frekwensi identifikasi. Dari sisi lain, keberhasilan ini menghasilkan hubungan yang tidak harmonis diantara anggota konsorsium. Juga di sisi lain terdapat situasi kebijakan pemerintah yang tidak menentu mengenai kelanjutan proyek. PT. Sejahtera sebagai pemimpin konsorsium akan mendapatkan tantangan baru didalam tender proyek pengendali tersebut yang mungkin akan dilaksanakan tahun 2012. Direktur utama PT. Sejahtera harus mengevaluasi konsorsium kerjasama tersebut dan secara parallel harus melihat kondisi situasi proyek, pengalaman proyek, keputusan arah proyek kedepan bagi kepentingan perusahaan dan melihat tantangan yang akan dihadapi dalam keputusan tersebut. Permasalahaan yang dihadapi ini diselesaikan dengan kerangka konsep penyelesaian rasional. Ini dimaksudkan untuk melihat sebuah pemanfaatan dari perspektif terbaik untuk perusahaan juga sebagai pengendali dan sebuah konsep yang akan merevisi proses analisa yang dilakukan. Perspektif ini didukung oleh konsep dinamika kompetisi dan motif aliansi dalam sebuah bisnis. Proses analisa dilakukan dengan pendekatan kerangka kerja rasional Kepner-Tregoe (KT) yang terdiri dari 4 analisa sesuai yang dihadapi perusahaan yaitu pemahaman situasi, pendalaman akar permasalahan, analisa keputusan dan potensi permasalahan keputusan dalam menentukan proyek dan kemitraan yang sesuai. Dalam analisa keputusan akan diganti sebuah pendekatan yang ekuivalen yaitu analisa SMART (simple multi attribute rating technique). Konsep rasionalitas dan strategi perusahaan akan menjadi input dalam proses ini dan harus menghasilkan sebuah bentuk kerja yang lebih efektif dan didukung oleh bisnis proses yang rasional. Dengan kerangka konsep seperti ini diyakini akan mendorong perusahaan kearah pengelolaan menejemen yang lebih rasional. Dengan mengaplikasikan kerangka kerja rasional yang salah satunya adalah dari KT, menghasilkan beberapa rekomendasi analisa. Analisa akar permasalahaan merekomendasikan bahwa ada tahap seleksi kemitraan yang tidak dilakukan secara optimal karena dimulai dengan kondisi dibawah tekanan, aliansi berdasarkan hubungan emosional dan informasi yang tidak lengkap. Ini adalah akar yang menghasilkan sebuah aktifitas yang sulit dikendalikan, rentan terhadap kondisi kompetitif didalam proyek pemerintah dan menghasilkan kondisi tidak harmonis didalam kemitraan konsorsium. Setelah itu, dengan analisa keputusan memakai SMART dapat menyelesaikan keputusan kompleks yang memiliki kriteria multi dimensi yang harus dilakukan. Analisa ini mendiskusikan 4 jalan keluar dan 3 alternatif solusi kemitraan melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif.12 pilihan ini disortir menjadi 2 jalan keluar terbaik yang memiliki bobot terbanyak yang diyakini juga akan menjadi jalan terbaik perusahaan sesuai dengan arah strategi dan arah pemetaan bisnis perusahaan. Analisa keputusan dengan SMART merekomendasikan untuk tetap didalam proyek pemerintah tersebut tetapi dengan kemitraan baru yang dilakukan dengan proses seleksi dan rencana kerja yang lebih baik. Hasil terbaik kedua adalah memebuat proyek yang lebih berinovasi dan melakukannya dengan kemitraan baru atau kemitraan yang diperbarui komitmennya. Dua alternative tersebut kemudian menghasilkan sebuah rekomendasi rencana prefentif dan kontigensi. Salah satu dari rekomendasi tersebut dalah mengimplementasi kerangka kerja rasional dalam sebuah perencanaan kerja,proposal proyek, aktifitas kerja dan evaluasi kerja proyek. Ini akan menolong para pemimpin perusahaan dalam mengendalikan proyek yang tambah kompleks dan banyak. Rekomendasi dan implementasi kerja ini adalah dalam rangka penerapan sebuah kondisi tantang yang lebih baru yang tidak bisa disamakan dengan tantangan sebelumnya. Rekomendasi lain selain mengintegrasikan kerangka kerja rasional adalah juga menyelami analisa keputusan lainya untuk dapat mengaplikasikan semua analisa keputusan didalam kondisi yang ada di lingkungan bisnis praktis dalam mengelola kompleksitas, ketidakpastian dan resiko. Juga tidak melupakan eksplorasi analisa dalam lingkungan kompetitifdan kompetisi permainan zero-sum dimana sebuah kemenangan perusahaan akan menyebabkan kerugian pada pihak lainnya, ini sering terjadi pada kompetisi dimana inovasi sudah bukan jalan keluar. Pada kondisi lapangan yang penuh tekanan, stress, waktu dan informasi yang terbatas juga diperlukan sebuah analisa keputusan yang cepat, cukup optimal dan efektif. Disini memerlukan pendekatan rasionalitas terbatas dan pemecahan masalah dengan heuristics. Mengakhiri dan melengkapi rekomendasi juga harus selalu dikaji dan dimonitor bagaimana kelanjutan efektifitas kerja perusahaan disandingkan dengan metodologi analisa keputusan yang diterapkan diperusahaan. Hal ini pun harus dikaitkan dengan usaha meningkatkan kinerja perusahaan dan mempertajam sebuah perusahaan tergantung dengan tantangan, perkembangan zaman dan kebutuhan yang ada. Pada level strategis, perusahaan akan mengarah bisnisnya kepada organisasi berkelas internasional yang berpandu pada proses yang rasional dan matang. Dan ini yang dipenuhi oleh keranga kerja rasional KT. Tetapi pada level operasional dan perkembangan pasar, akan harus disesuaikan dengan dinamika kompetisi dan motifasi kemitraan yang terus berkembang dan dinamis. |
---|