STUDI HIDROKIMIA AIRTANAH DI DAERAH SEMBURAN LUMPUR PORONG DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMUR
Fenomena semburan lumpur panas yang terjadi di daerah Porong, Sidoarjo sejak tanggal 29 Mei 2006 telah mengakibatkan dampak lingkungan. Salah satu dampak yang muncul adalah turunnya kualitas airtanah antara lain munculnya gelembung gas di sumur-sumur penduduk. Hal tersebut dikhawatirkan akan membaha...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/15557 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Fenomena semburan lumpur panas yang terjadi di daerah Porong, Sidoarjo sejak tanggal 29 Mei 2006 telah mengakibatkan dampak lingkungan. Salah satu dampak yang muncul adalah turunnya kualitas airtanah antara lain munculnya gelembung gas di sumur-sumur penduduk. Hal tersebut dikhawatirkan akan membahayakan kesehatan penduduk yang menggunakan air sumur untuk dikonsumsi. Analisis hidrogeokimia digunakan untuk meneliti dan mengevaluasi kualitas air tanah serta mengetahui sistem akuifer dan genesa air tanah. Hasil analisis hidrokimia dengan menggunakan diagram Piper terdapat tiga fasies air yaitu fasies bikarbonat klorida, fasies klorida bikarbonat dan fasies klorida. Analisis isotop deuterium ( <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
2H) dan isotop oksigen-18 (18O) menunjukkan bahwa air yang berasal dari bualan/bubble masih terkait dengan daur hidrologi dan air tanah di sekitar pusat semburan termasuk dalam kelompok air formasi. Hasil kompilasi parameter ion-ion terlarut dalam airtanah, daya hantar listrik, dan total dissolved solid menghasilkan zona pencemaran air tanah tidak tertekan yang dibagi menjadi tiga zona, yaitu zona tercemar rendah, zona tercemar sedang, dan zona tercemar tinggi dengan pola penyebaran pencemaran air tanah berarah timur – timurlaut mengikuti arah aliran air tanah tidak tertekan. Air yang keluar bersama lumpur dari pusat semburan diperkirakan berasal dari akuifer tertekan dengan litologi batupasir vulkanik, Formasi Kalibeng yang berumur Pliosen. |
---|