#TITLE_ALTERNATIVE#
jumlah permintaan yang berkaitan dengan penumpang dan pergerakan pesawat telah menjadi sebuah masalah kepadatan lalu lintas udara karena tidak diikuti dengan peningkatan kapasitas dan infrastruktur bandara yang memadai. Kepadatan tersebut terutama terjadi karena pihak maskapai penerbangan berlomba u...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Final Project |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/15739 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | jumlah permintaan yang berkaitan dengan penumpang dan pergerakan pesawat telah menjadi sebuah masalah kepadatan lalu lintas udara karena tidak diikuti dengan peningkatan kapasitas dan infrastruktur bandara yang memadai. Kepadatan tersebut terutama terjadi karena pihak maskapai penerbangan berlomba untuk mendapatkan golden time, yakni waktu dimana demand yang terjadi saat itu sangat tinggi. Untuk mengurangi terjadinya congestion dan kepadatan yang terjadi, pihak ATC menerapkan kebijakan holding. Kebijakan holding menjadi masalah serius saat diberlakukan di udara (airborne holding), karena akan menghabiskan lebih banyak bahan bakar dan rentan terhadap terjadinya kecelakaan. Tugas akhir ini mengkaji salah satu solusi untuk mengatasi hal tersebut melalui pemodelan Multi – Airport Air Traffic Control untuk meminimumkan waktu holding. Konsep pemodelan tersebut diterapkan dengan menunda pesawat di bandara keberangkatan sehingga saat akan sampai di bandara tujuan, pesawat tersebut tidak perlu menunggu di udara (airborne holding) sebelum melakukan pendaratan di bandara tujuan. Studi ini dilakukan dengan menggunakan pemodelan tersebut untuk diterapkan ke dalam 6 bandara besar yang ada di Indonesia. Pengurangan jumlah holding yang terjadi dilakukan dengan cara merubah jadwal penerbangan yang ada di dalam 6 bandara tersebut dengan tetap memperhatikan batasan dan aturan yang ada. Hasil studi menunjukkan bahwa jumlah holding yang terjadi di keenam bandara tersebut dapat dihilangkan dengan perbeseran jadwal dari jadwal asli hanya sebesar 0 sampai 2 menit, sehingga jika hasil studi ini akan diterapkan tidak akan terlalu memberatkan pihak maskapai, kaitanya dengan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan golden time. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Dengan demikian, konsep pemodelan Multi – Airport Air Traffic Control dan optimasi jadwal penerbangan ini dapat diterapkan untuk menyelesaikan masalah kepadatan lalu lintas yang berakibat pada terjadinya holding. |
---|