ANALISA STRUKTUR MODAL OPTIMAL MENGGUNAKAN ADJUSTED PRESENT VALUE (APV) DAN WEIGHTED AVERAGE COST OF CAPITAL (WACC) Studi Kasus PT IBN Tahun 2006-2008

PT Ikhtiar Bangun Nusa atau PT IBN adalah perusahan terbatas yang bergerak di bidang pengeboran serta eksplorasi lapangan minyak.. Sebagai perusahaan berkembang, akan sangat membantu apabila perusahaan mengetahui alternatif pendanaan yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Penulis memilih PT IBN...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: AFIFAH (NIM 19006010); Pembimbing: Deddy P. Koesrindartoto Ph.D., HASNA
Format: Final Project
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/15874
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:PT Ikhtiar Bangun Nusa atau PT IBN adalah perusahan terbatas yang bergerak di bidang pengeboran serta eksplorasi lapangan minyak.. Sebagai perusahaan berkembang, akan sangat membantu apabila perusahaan mengetahui alternatif pendanaan yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Penulis memilih PT IBN karena PT IBN memiliki prospek yang sangat baik untuk berkembang mengingat terbatasnya jumlah perusahaan yang dapat memiliki ijin pengeboran serta semakin meningkatnya permintaan pasar atas kebutuhan minyak. Dengan diketahui alternatif pendanaan yang optima, diharapkan dapat membantu perusahaan untuk lebih berkembang. <br /> <br /> Penulis menggunakan dua model valuasi, Adjusted Present Value (APV) dan Weighted Average Cost of Capital (WACC). APV merupakan metode untuk mengetahui struktur modal optimal dengan ikut mempertimbangkan keuntungan pajak dari bunga peminjaman, nilai ekspektasi likuidasi perusahaan, serta kemungkinan likuidasi dari perusahaan. Sementara metode WACC menghitung proporsi antara hutang serta saham dalam suatu perusahaan dengan tujuan meminimalkan biaya modal untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dalam valuasinya, APV digunakan dalam menghitung kelayakan penambahan jumlah pinjaman, sementara WACC lebih untuk menganalisa proporsi pinjaman. Setelah didapat nilai perusahaan pada masing masing proporsi pinjaman dapat diketahui tingkat pinjaman yang mengoptimalkan nilai perusahaan. <br /> <br /> Melalui hasil perhitungan, struktur modal paling optimal pada tahun 2006 dan 2007 adalah tidak menggunakan sama sekali pinjaman, akibat EBIT yang negatif. Untuk tahun <br /> <br /> 2008, metode APV memberikan hasil struktur modal optimal pada penggunaan pinjaman dengan proporsi 40%, sementara metode WACC menghasilkan nilai optimal perusahaan <br /> <br /> pada 100% proporsi ekuitas. Hasil yang berbeda ini diakibatkan investasi besar di tahun 2008, menyebabkan Free Cash Flow negatif untuk perhitungan WACC Dari hasil perhitungan didapat kesimpulan bahwa dengan EBIT negatif, penambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan, seperti yang terjadi pada tahun 2006 dan <br /> <br /> 2007. Selain itu, untuk perusahaan yang masih berkembang, metode WACC tidak disarankan untuk digunakan, karena tingginya tingkat investasi dianggap mengurangi nilai perusahaan.