REPOSISI LEMIGAS MENUJU LEMBAGA PENYEDIA SOLUSI PELANGGAN: Studi kasus pada lembaga riset pemerintah
LEMIGAS adalah sebuah lembaga penelitian dan pengembangan teknologi minyak dan gas bumi yang berada dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumberdaya Mineral pada Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral. LEMIGAS <br /> <br /> <br /> juga melayani industri migas mel...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/16053 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | LEMIGAS adalah sebuah lembaga penelitian dan pengembangan teknologi minyak dan gas bumi yang berada dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumberdaya Mineral pada Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral. LEMIGAS <br />
<br />
<br />
juga melayani industri migas melalui jasa laboratorium dan konsultansi. Walaupun LEMIGAS lembaga pemerintah, pemerintah mengijinkan LEMIGAS untuk melakukan kegiatan bisnis. Keadaan bisnis LEMIGAS tidak pada kondisi yang baik belakangan ini. Pendapatan dari jasa teknologi menurun semenjak tahun 2002. Selain itu, LEMIGAS <br />
<br />
<br />
hanya meraih pangsa pasar yang sangat kecil, hal ini bahkan terjadi sebelum adanya penurunan pendapatan tersebut. Bisnis LEMIGAS juga terpengaruh oleh keberadaan <br />
<br />
<br />
undang-undang migas yang baru yaitu UU Migas no. 22/2001 yang cenderung mendukung liberalisasi bisnis migas. Agar sukses, sebuah lembaga/perusahaan harus menemukan cara untuk menciptakan nilai spesifik bagi pelanggannya. Studi ini bertujuan untuk menemukan strategic positioning yang paling tepat bagi LEMIGAS berikut model operasional nya agar dapat menciptakan nilai yang berbeda bagi pelanggan disamping juga untuk meningkatkan pangsa pasarnya. Studi ini membatasi lingkup penelitiannya pada LEMIGAS hulu <br />
<br />
<br />
(eksplorasi dan eksploitasi), namun demikian hasil studi ini dapat diterapkan juga pada LEMIGAS hilir. Penelitian pada studi ini menggunakan survei kuisioner. pada responden yang merupakan manajemen dan karyawan senior LEMIGAS. Kuisioner tersebut terbagi dalam tiga kategori: 1) analisis industri, 2) analisis internal, dan 3) strategic positioning. Pemilihan positioning dilakukan dengan menggunakan kerangka konsep dari disiplin nilainya Treacy and Wiersema (operational excellence, product leadership, customer intimacy) dan inovasi nilainya Kim and Mauborgne. Secara umum, analisis industri dan internal menunjukkan bahwa jasa riset dan laboratorium sedikit lebih baik dibanding dengan jasa konsultansi. Namun, ketiga jasa tersebut masuk dalam kategori cukup atraktif. Keadaan tersebut tidak akan banyak berubah untuk 5 tahun mendatang. Sebaliknya, responden meyakini bahwa kinerja <br />
<br />
<br />
LEMIGAS saat ini ada pada tingkat sedang, namun kinerja ini dapat ditingkatkan dengan signifikan dalam 5 tahun mendatang. Studi ini menemukan bahwa riset, laboratorium, konsultansi, dan pengalaman merupakan kapabilitas LEMIGAS yang perlu dikonfigurasi dan saling diperkuat menjadi keunggulan dayasaing. Studi ini menyarankan LEMIGAS untuk menerapkan strategi customer intimacy dan melakukan <br />
<br />
<br />
reposisi menuju lembaga penyedia solusi pelanggan dengan mengintegrasikan kapabilitas-kapanilitas riset-laboratorium-konsultansi-pengalaman. Dalam konteks ini, <br />
<br />
<br />
pengalaman LEMIGAS perlu dikodefikasi sedemikian rupa dalam bentuk penyimpanan pengetahuan yang dinamis (dynamic knowledge repository). Strategi customer intimacy membantu LEMIGAS untuk mengenal lebih dalam masalahmasalah <br />
<br />
<br />
pekerjaan pelanggan, dengan demikian, strategi tersebut dapat memperbaiki prediktabilitas proses inovasi. Selain itu, membangun hubungan yang dalam dan saling mempercayai terhadap pelanggan merupakan hal penting dalam bisnis migas dimana data merupakan sumberdaya yang paling bernilai yang dijaga secara ketat. Oleh karena itu, LEMIGAS hendaknya lebih fokus pada pelanggan tertentu yang memiliki harapan nilai yang sama. Dengan demikian, reposisi ini menyarankan sebuah narasi proposisi nilai pelanggan yaitu membangun hubungan kemitraan jangka panjang yang bermakna dan menyediakan solusi inovatif bagi pelanggan, solusi mana dibangun sesuai dengan <br />
<br />
<br />
kebutuhan pelanggan agar masalah yang ada dalam pekerjaaannya terpecahkan melalui integrasi riset-laboratorium-pengalaman. Agar mencapai keunggulan dayasaing yang berkelanjutan, sistim aktifitas strategi solusi pelanggan memerlukan proses-proses manajemen pelanggan dan inovasi dengan kinerja yang tinggi seperti manajemen hubungan pelanggan, manajemen pengetahuan, dan <br />
<br />
<br />
pengembangan solusi jobs-to-be-done. Proses-proses penting ini direpresentasikan melalui 13 sasaran strategis, 31 ukuran, dan 15 inisiatif strategis yang merupakan dasar <br />
<br />
<br />
untuk pengembangan Balanced Scorecard pada fase berikutnya. Sasaran-sasaran strategis tersebut digambarkan saling berkait dalam Peta Strategi yang diusulkan studi <br />
<br />
<br />
ini. |
---|