USULAN MENGENAI CORE BUSINESS BERIKUTNYA UNTUK PT INTI BERDASARKAN KOMPETENSI INTI PERUSAHAAN DAN PENGEMBANGANNYA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL BISNIS KANVAS

Sejak tahun 1974 PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI) telah menjadi perusahaan terkemuka dalam pembuatan infrastruktur telekomunikasi. Namun, dengan perubahan teknologi yang semakin cepat, persaingan yang ketat, dan penurunan daya saing manufaktur perangkat keras, PT INTI memutuskan untuk...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: RAHMAH (NIM : 29108328); Pembimbing Akademik : Alibasjah Inggriantara, MM, INTIDZAR
Format: Theses
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/16080
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Sejak tahun 1974 PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI) telah menjadi perusahaan terkemuka dalam pembuatan infrastruktur telekomunikasi. Namun, dengan perubahan teknologi yang semakin cepat, persaingan yang ketat, dan penurunan daya saing manufaktur perangkat keras, PT INTI memutuskan untuk mengalihkan fokus bisnisnya dari manufaktur murni menjadi jasa teknik dan system integrator sejak tahun 2002 hingga saat ini. Tidak lama setelah PT INTI mengalihkan bisnis intinya, sejak tahun 2004, laba bersih PT INTI menunjukkan penurunan secara terus-menerus. Penurunan keuntungan ini sebagian besar disebabkan oleh peningkatan HPP dan beban usaha yang terkait dengan bisnis system integrator. Dengan semakin menurunnnya potensi bisnis sistem integrator untuk menghasilkan keuntungan, PT INTI harus segera menemukan core business berikutnya yang dapat menghasilkan profitabilitas yang lebih tinggi. <br /> <br /> <br /> Pendekatan yang dipilih untuk menemukan core business berikutnya bagi PT INTI adalah dengan memanfaatkan kompetensi inti perusahaan dan mencari pasar baru yang sesuai dengan kompetensi tersebut. Dengan menggunakan konsep dan serangkaian tes yang dikemukakan oleh Hamel dan Prahalad (1994), dilakukan evaluasi terhadap kompetensi-kompetansi PT INTI untuk mengetahui keberadaan kompetensi inti. Hasil evaluasi mengungkapkan bahwa PT INTI belum memiliki kompetensi inti. Namun demikian, terdapat beberapa kompetensi yang potensial untuk dikembangkan menjadi kompetensi inti. Dengan memprioritaskan kompetensi menggunakan metode AHP, kompetensi yang dipilih untuk dikembangkan menjadi kompetensi inti adalah kompetensi pemrograman, kompetensi aplikasi web dan kompetensi real-time software. Sedangkan pasar yang tepat bagi kompetensi ini adalah bisnis solusi dan konten IT, juga perangat lunak untuk tingkat enterprise. Dipilihnya usaha-usaha tersebut adalah karena bisnis tersebut memiliki struktur industri yang lebih baik dan juga berada pada portofolio yang mampu menghasilkan margin keuntungan yang lebih tinggi jika dibandingkan bisnis sistem integrator. <br /> <br /> <br /> Pengembangan dan pelaksanaan core business berikutnya bagi PT INTI dilakukan dengan menggunakan konsep model bisnis kanvas yang dikemukakan oleh Osterwalder dan Pigneur. Setelah membangun model bisnis baru yang relevan dengan konten, solusi IT, dan enterprise software, ditemukan bahwa perubahan proposisi nilai menyebabkan bertambahnya kebutuhan sumber daya yang berkaitan dengan kompetensi dan pengetahuan karyawan. Selain itu, terdapat pula tambahan kebutuhan kegiatan kunci yang terkait dengan pemberian layanan, dan kebutuhan untuk menjalin kerjasama dangan mitra-mitra baru.