#TITLE_ALTERNATIVE#
Ketergantungan dunia yang tinggi terhadap bahan bakar fosil sebagai sumber energi perlu ditanggulangi dengan berbagai usaha. Berdasarkan data International Energy Agency (IEA) tahun 2004, 80,3% pasokan energi dunia berasal dari bahan bakar fosil dan 13,1% berasal dari sumber energi terbarukan. Bahan...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Final Project |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/16426 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Ketergantungan dunia yang tinggi terhadap bahan bakar fosil sebagai sumber energi perlu ditanggulangi dengan berbagai usaha. Berdasarkan data International Energy Agency (IEA) tahun 2004, 80,3% pasokan energi dunia berasal dari bahan bakar fosil dan 13,1% berasal dari sumber energi terbarukan. Bahan bakar fosil yang merupakan sumber energi tak terbarukan harus dimanfaatkan secara efisien dan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil juga perlu dikurangi. Untuk itu, pengembangan sistem gabungan pembangkit daya berbahan bakar fosil dan sistem tenaga panas bumi merupakan salah satu solusi yang menjadi fokus penelitian ini. <br />
<br />
<br />
Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) memiliki efisiensi termal yang rendah, yaitu 8% sampai 20%. Peningkatan efisiensi PLTP dapat dilakukan dengan menaikkan temperatur uap sumber panas bumi sebelum masuk ke turbin. Gas buang dari turbin gas digunakan untuk memanaskan uap panas bumi yang masuk ke turbin uap. Sisa panas gas buang itu dimanfaatkan ulang oleh siklus Rankine organik (ORC). Kinerja sistem itu ditingkatkan lebih lanjut dengan sistem pendinginan udara masuk kompresor turbin gas. Panas yang dibuang dari kondensor mesin pendingin dimanfaatkan untuk pemanasan awal fluida kerja ORC sebelum masuk ke pemanas organik. Gabungan dari empat siklus dalam sistem pembangkit ini disebut siklus hibrid. <br />
<br />
<br />
Berdasarkan hasil simulasi, kenaikan daya dan efisiensi siklus PLTP setelah menjadi siklus hibrid terhadap siklus PLTP sebelum menjadi siklus hibrid ialah 42,70% dan 15,86%. Kondisi optimum siklus hibrid terjadi saat temperatur udara masuk turbin gas 6 oC, rasio tekanan sistem turbin gas 20, temperatur masuk turbin sistem turbin gas 1200 oC, fluida kerja ORC dan mesin pendingin adalah R-600. Saat kondisi optimum, kenaikan daya dan efisiensi siklus hibrid keseluruhan terhadap PLTP sebelum menjadi siklus hibrid ialah 281,52% dan 92,17%. Faktor utilisasi bahan bakar fosil optimum yang diperoleh ialah 56,30%. |
---|