#TITLE_ALTERNATIVE#
PT. PLN (Persero) merupakan satu-satunya perusahaan BUMN saat ini yang menjalankan bisnis di bidang kelistrikan. Untuk memenuhi permintaan listrik yang semakin meningkat, pemerintah republik indonesia menugaskan kepada PLN untuk membangun tambahan pembangkit listrik hingga mencapai daya 10.000 MW. P...
Saved in:
| Main Author: | |
|---|---|
| Format: | Theses |
| Language: | Indonesia |
| Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/16433 |
| Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
| Institution: | Institut Teknologi Bandung |
| Language: | Indonesia |
| Summary: | PT. PLN (Persero) merupakan satu-satunya perusahaan BUMN saat ini yang menjalankan bisnis di bidang kelistrikan. Untuk memenuhi permintaan listrik yang semakin meningkat, pemerintah republik indonesia menugaskan kepada PLN untuk membangun tambahan pembangkit listrik hingga mencapai daya 10.000 MW. PLTU Lampung/Tarahan Baru adalah salah satu proyek pembangkit yang termasuk pada mega proyek 10.000 MW ini. Hasil evaluasi menunjukkan adanya keterlambatan waktu penyelesaian proyek selama kurang lebih 20 bulan dari rencana awal. Dengan menggunakan fishbone diagram, ditemukan bahwa masalah pinjaman, penggajian karyawan, jadwal pengiriman material, perijinan, gambar teknik, dan kontraktor yang tidak bekerja dengan baik merupakan penyebab terjadinya keterlambatan penyelesaian proyek ini. Analisis menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) menghasilkan beberapa tindakan yang menjadi prioritas utama dalam penyelesaian proyek ini. Tiga prioritas utama adalah untuk memperpanjang waktu pinjaman, mengupdate perijinan pendistribusian material, dan pemberian sanksi bagi kontraktor yang telat memberikan gaji karyawannya. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Ke enam belas usulan tindakan yang ada kemudian dapat diimplementasikan dengan menggunakan kerangka kerja 7S McKinsey. Dan kemudian diimplementasikan dengan menggunakan format Plan Do Check Act (PDCA). |
|---|