#TITLE_ALTERNATIVE#

Australian Fine Food (AFF) sebagai pengekspor makanan premium dari Australia saat ini menghadapi hambatan dalam pertumbuhan bisnisnya di Indonesia. Potensi pasar yang besar tidak diikuti oleh perkembangan pendapatan yang sejalan dengan situasi pasar. Pada awalnya, AFF melihat beberapa indikator yang...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: WAHJUDI (NIM 29110105) ; Pembimbing : Suryani Sidik Motik, PhD, MIRANTI
Format: Theses
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/16457
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
id id-itb.:16457
institution Institut Teknologi Bandung
building Institut Teknologi Bandung Library
continent Asia
country Indonesia
Indonesia
content_provider Institut Teknologi Bandung
collection Digital ITB
language Indonesia
description Australian Fine Food (AFF) sebagai pengekspor makanan premium dari Australia saat ini menghadapi hambatan dalam pertumbuhan bisnisnya di Indonesia. Potensi pasar yang besar tidak diikuti oleh perkembangan pendapatan yang sejalan dengan situasi pasar. Pada awalnya, AFF melihat beberapa indikator yang muncul di permukaan sebagai penyebab terhambatnya pertumbuhan bisnis tersebut. Indikator tersebutdiantaranya adalah peraturan pemerintah yang membatasi, distribusi yang tidak merata dan persaingan antar industri sejenis. Peraturan pemerintah saat ini mewajibkan setiapproduk makanan import untuk mendaftarkan nomor registrasi sebagai prasyarat impor dan masuk ke pasar ritel. AFF sebagai perusahaan yang tidak memproduksi barangnya sendiri, tidak memiliki ijin dari pemilik merk untuk mendaftarkannya di pasarIndonesia. Akibatnya terjadi biaya yang membengkak karena AFF mencari celah lewat pengiriman udara dimana pengawasan produk impor belum seketat pengiriman laut. Selain itu, kesulitan untuk masuk ke pasar ritel juga menyebabkan distribusi pendapatan yang tidak merata. AFF juga melihat distributor lokal tidak hanya menjual barang AFF untuk produk sejenis, sehingga tanpa dukungan komitmen penuh dari distributor lokal ini juga menjadi kendala penghambat pertumbuhan bisnis. Peluang pasar Indonesia saat ini dinilai cukup besar. Business Monitor International mencatat peluang makanan impor tahun 2012 diprediksi akan mencapai USD10,539.7 juta dengan angka pertumbuhan sebesar 9.7%. Pasar yang besar yang berkembang cukup pesat ini juga diikuti oleh berbagai perubahan lingkungan. Perubahan tersebut diantaranya adalah perubahan peraturan pemerintah yang semakin memperketat pengawasan makanan impor, perubahan perilaku konsumen dan perubahan persaingan industri. Praktek bisnis yang dilakukan AFF saat ini tidak lagi dapat mengikuti perubahan lingkungan pasar di Indonesia. Strategi global sebagai korporat strategi dirasa sudah tidak sesuai karena strategi ini kurang responsif terhadap pasar lokal. Strategi transnasional merupakan strategi yang dianggap lebih tepat. Dengan strategi ini, AFF masih dapat memiliki portfolio global tetapi tanggap dan dapat melakukan perubahan minor sesuai dengan tuntutan lokal. Di level bisnis, AFF perlu mengkaji ulang nilai preposisinya. Fokus strategi yang mengkombisasikan antara strategi biaya dan strategi diferensiasi merupakan strategi yang paling cocok di level bisnis. Akan tetapi, AFF harus dapat memastikan stretegi di level bisnis ini dapat dilaksanakan tepat sasaran di masing-masing pasar. Oleh karena itu, diperlukan komitmen dari distributor lokal untuk menjalankan strategi ini. Komitmen dari lokal ini akan sulit dicapai apabila AFF masih melakukan sistem eksporting. AFF harus merubah strateginya dengan melakukan usaha patungan, sehingga AFF dapat memiliki kontrol atas produknya di Indonesia. Bisnis model pada hakikatnya harus dapat menyesuaikan dengan perubahan lingkungan. Bisnis model yang diterapkan saat ini merupakan kelajutan dari strategi korporat dan strategi bisnis serta praktek eksporting yang tidak lagi sesuai dengan lingkungan pasar. Hal ini menyebabkan bisnis model ini tidak tepat sasaran dan menghambat pertumbuhan bisnis AFF di Indonesia. Setelah AFF melakukan perubahan pada strategi internasionalnya, maka diperlukan inovasi model bisnis yang baru untuk pasar Indonesia. Inovasi bisnis model ini meliputi segmentasi konsumen yang tepat dari sisi demografi, social ekonomi dan geografi; nilai preposisi yang tepat sebagai perusahaan penyedia makanan premium dari Australia yang mengerti dan tanggap terhadap pasar lokal; penerapan strategi di saluran distribusi baik itu di pasar ritel maupun di pasar industry; membangun hubungan 2 arah dengan konsumen; fokus pada aktifitas utama yaitu melakukan aktifitas impor, pengaturan logistik, komersial dan hubungan dengan konsumen; melakukan investasi dan kemitraan dengan pihak lokal.
format Theses
author WAHJUDI (NIM 29110105) ; Pembimbing : Suryani Sidik Motik, PhD, MIRANTI
spellingShingle WAHJUDI (NIM 29110105) ; Pembimbing : Suryani Sidik Motik, PhD, MIRANTI
#TITLE_ALTERNATIVE#
author_facet WAHJUDI (NIM 29110105) ; Pembimbing : Suryani Sidik Motik, PhD, MIRANTI
author_sort WAHJUDI (NIM 29110105) ; Pembimbing : Suryani Sidik Motik, PhD, MIRANTI
title #TITLE_ALTERNATIVE#
title_short #TITLE_ALTERNATIVE#
title_full #TITLE_ALTERNATIVE#
title_fullStr #TITLE_ALTERNATIVE#
title_full_unstemmed #TITLE_ALTERNATIVE#
title_sort #title_alternative#
url https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/16457
_version_ 1820745380167417856
spelling id-itb.:164572017-09-27T15:30:34Z#TITLE_ALTERNATIVE# WAHJUDI (NIM 29110105) ; Pembimbing : Suryani Sidik Motik, PhD, MIRANTI Indonesia Theses INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/16457 Australian Fine Food (AFF) sebagai pengekspor makanan premium dari Australia saat ini menghadapi hambatan dalam pertumbuhan bisnisnya di Indonesia. Potensi pasar yang besar tidak diikuti oleh perkembangan pendapatan yang sejalan dengan situasi pasar. Pada awalnya, AFF melihat beberapa indikator yang muncul di permukaan sebagai penyebab terhambatnya pertumbuhan bisnis tersebut. Indikator tersebutdiantaranya adalah peraturan pemerintah yang membatasi, distribusi yang tidak merata dan persaingan antar industri sejenis. Peraturan pemerintah saat ini mewajibkan setiapproduk makanan import untuk mendaftarkan nomor registrasi sebagai prasyarat impor dan masuk ke pasar ritel. AFF sebagai perusahaan yang tidak memproduksi barangnya sendiri, tidak memiliki ijin dari pemilik merk untuk mendaftarkannya di pasarIndonesia. Akibatnya terjadi biaya yang membengkak karena AFF mencari celah lewat pengiriman udara dimana pengawasan produk impor belum seketat pengiriman laut. Selain itu, kesulitan untuk masuk ke pasar ritel juga menyebabkan distribusi pendapatan yang tidak merata. AFF juga melihat distributor lokal tidak hanya menjual barang AFF untuk produk sejenis, sehingga tanpa dukungan komitmen penuh dari distributor lokal ini juga menjadi kendala penghambat pertumbuhan bisnis. Peluang pasar Indonesia saat ini dinilai cukup besar. Business Monitor International mencatat peluang makanan impor tahun 2012 diprediksi akan mencapai USD10,539.7 juta dengan angka pertumbuhan sebesar 9.7%. Pasar yang besar yang berkembang cukup pesat ini juga diikuti oleh berbagai perubahan lingkungan. Perubahan tersebut diantaranya adalah perubahan peraturan pemerintah yang semakin memperketat pengawasan makanan impor, perubahan perilaku konsumen dan perubahan persaingan industri. Praktek bisnis yang dilakukan AFF saat ini tidak lagi dapat mengikuti perubahan lingkungan pasar di Indonesia. Strategi global sebagai korporat strategi dirasa sudah tidak sesuai karena strategi ini kurang responsif terhadap pasar lokal. Strategi transnasional merupakan strategi yang dianggap lebih tepat. Dengan strategi ini, AFF masih dapat memiliki portfolio global tetapi tanggap dan dapat melakukan perubahan minor sesuai dengan tuntutan lokal. Di level bisnis, AFF perlu mengkaji ulang nilai preposisinya. Fokus strategi yang mengkombisasikan antara strategi biaya dan strategi diferensiasi merupakan strategi yang paling cocok di level bisnis. Akan tetapi, AFF harus dapat memastikan stretegi di level bisnis ini dapat dilaksanakan tepat sasaran di masing-masing pasar. Oleh karena itu, diperlukan komitmen dari distributor lokal untuk menjalankan strategi ini. Komitmen dari lokal ini akan sulit dicapai apabila AFF masih melakukan sistem eksporting. AFF harus merubah strateginya dengan melakukan usaha patungan, sehingga AFF dapat memiliki kontrol atas produknya di Indonesia. Bisnis model pada hakikatnya harus dapat menyesuaikan dengan perubahan lingkungan. Bisnis model yang diterapkan saat ini merupakan kelajutan dari strategi korporat dan strategi bisnis serta praktek eksporting yang tidak lagi sesuai dengan lingkungan pasar. Hal ini menyebabkan bisnis model ini tidak tepat sasaran dan menghambat pertumbuhan bisnis AFF di Indonesia. Setelah AFF melakukan perubahan pada strategi internasionalnya, maka diperlukan inovasi model bisnis yang baru untuk pasar Indonesia. Inovasi bisnis model ini meliputi segmentasi konsumen yang tepat dari sisi demografi, social ekonomi dan geografi; nilai preposisi yang tepat sebagai perusahaan penyedia makanan premium dari Australia yang mengerti dan tanggap terhadap pasar lokal; penerapan strategi di saluran distribusi baik itu di pasar ritel maupun di pasar industry; membangun hubungan 2 arah dengan konsumen; fokus pada aktifitas utama yaitu melakukan aktifitas impor, pengaturan logistik, komersial dan hubungan dengan konsumen; melakukan investasi dan kemitraan dengan pihak lokal. text