#TITLE_ALTERNATIVE#

Kebutuhan energi angin merupakan hal pokok bagi operasional PT TMMIN Sunter 1 Plant. Energi angin ini dibangkitkan oleh sistem udara bertekanan (compressed air system) dengan kompresor sebagai komponen utama.Bila operasonal kompresor ini terganggu maka pasokan udara ke proses produksi akan berhenti....

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: PRABATA (NIM 29109099) ; Pembimbing : Aldo Fantinus Wiyana,MSc,MBA, SANDIKA
Format: Theses
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/17146
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Kebutuhan energi angin merupakan hal pokok bagi operasional PT TMMIN Sunter 1 Plant. Energi angin ini dibangkitkan oleh sistem udara bertekanan (compressed air system) dengan kompresor sebagai komponen utama.Bila operasonal kompresor ini terganggu maka pasokan udara ke proses produksi akan berhenti. Salah satu problem utama yang terjadi pada kompresor type ZR 5 adalah pada komponen intercooler.Intercooler merupakan komponen yang berfungsi sebagai pendingin mesin kompresor sehingga kompresor tidak mengalami kelebihan beban panas (overheating).Bila overheating ini terjadi maka timbul indikator alarm “temperatur udara keluar Low Pressure (LP) Element tinggi”.Akibatnya kompresor mati secara otomatis dan harus diganti dengan unit kompresor lain.Walaupun pemeiharaan terhadap intercooler telah dilakukan secara berkala berdasarkan petunjuk manual (running hour/time based) , namun indikasi alarm sering muncul sebelum intercooler ini masuk pada periode pemeriksaan berikutnya. Penggunaan PM Analysis (observasi lapangan) dan Root Cause Analysis (analisa sebab akibat) memberikan petunjuk penyebab terjadinya alarm ini yakni laju aliran air pendingin yang kurang akibat strainer (filter) air yang tersumbat, kontak yang tidak sempurna antara aliran air dengan udara yang dikompresi akibat kualitas air pendingin yang kurang, keterlambatan dalam mendeteksi problem serta kurangnya kemampuan dalam menganalisa data trouble alarm. <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> Usulan penanggulangan diberikan antara lain : pemindahan lokasi strainer sehingga mudah untuk dilakukan pemeliharaan, modifikasi jalur pipa baru untuk mendapatkan sumber air pendingin yang lebih memenuhi persyaratan (Air PDAM), Pengenalan metode stochastic (replacement dan inspection model) untuk memprediksi umur pemeriksaan,pembersihan maupun penggantian intercooler yang efektif, serta pemberian training manajemen pemeliharaan berupa diagnostic problem maupun pemeliharaan sistem air pendingin kompresor.Namun penanggulangan di atas hanya menanggulangi ketidaknormalan yang ditemukan saat dilakukan observasi pada komponen sistem air pendingin tersebut. Dengan menerapkan kombinasi metode Reliability Centered Maintenance dan Risk Based Inspection pada problem ini penyebab potensial lain dapat diidentifikasi sehingga problem “temperatur udara keluar Low Pressure Element Tinggi” tidak berulang kembali. Upaya penanggulangan dan pencegahan problem diatas perlu dilakukan analisa manfaat biaya sehingga akan memberikan informasi bagi manajemen pentingnya aktifitas pemeliharaan ini. Dari biaya yang dikeluarkan, maka diketahui bahwa periode pengembalian modal akan ditempuh selama 3 bulan dan pencegahan ini melibatkan pihak internal perusahaan (operator petugas) untuk melakukan tugas pemeliharaan dan pihak kontraktor untuk melakukan tindakan penanggulangan berupa perbaikan infrastruktur sistem pendingin kompresor