#TITLE_ALTERNATIVE#
Di Indonesia terdapat banyak pengusaha yang jujur dan bekerja keras yang membangun usaha raksasa mereka dari nol. Di antara mereka adalah para pendiri dan pemegang saham PT ABC, perusahan induk di bidang media, teknologi dan telekomunikasi terkemuka di Indonesia. <br /> <br /> <br /...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/17419 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Di Indonesia terdapat banyak pengusaha yang jujur dan bekerja keras yang membangun usaha raksasa mereka dari nol. Di antara mereka adalah para pendiri dan pemegang saham PT ABC, perusahan induk di bidang media, teknologi dan telekomunikasi terkemuka di Indonesia. <br />
<br />
<br />
Sebagai perusahaan biasa, semua pengembangan PT ABC dibiayai sebagian besar dari modal para pemegang saham dan pinjaman modal kerja dari bank. Di bulan Maret 2008, PT ABC mengakuisisi mayoritas saham sebuah perusahaan media besar. Untuk membiayai akuisisi tersebut, PT ABC telah menerbitkan waran kepada dan menerima uang muka waran tersebut dari sebuah institusi keuangan swasta, DEF Investment Ltd (“DEF Investment”) dan menandatangani Perjanjian Investor dengan DEF Investment untuk membawa PT ABC menjadi perusahaan publik dengan melakukan Penawaran Saham Perdana paling lambat Desember 2009, di mana waran dan uang muka waran dari DEF Investment akan dikonversi seluruhnya menjadi saham PT ABC sejumlah 35,5% dari total saham ditempatkan dan disetor PT ABC. <br />
<br />
<br />
Akan tetapi, gelombang dan kejadian mengejutkan dari krisis hipotek sub-prime di Amerika Serikat turut membawa implikasinya ke Indonesia. Likuiditas sangat ketat dan pasar modal hancur. Mayoritas orang menjadi takut untuk berinvestasi di saham dan aset-aset non riil lainnya. Dalam hal ini valuasi serta penilaian atas aset berupa saham menjadi relatif rendah. <br />
<br />
<br />
Dalam keadaan ini, para pemegang saham PT ABC harus membuat keputusan: (i) memenuhi perjanjian mereka untuk membuat PT ABC melakukan Penawaran Saham Perdana di tengah iklim ekonomi yang kurang baik dan menerbitkan saham baru sejumlah 35,5% kepada DEF Investment; atau (ii) wanprestasi dan meminta perpanjangan waktu dari DEF Investment mengingat untuk memperoleh pinjaman baru dari pihak ketiga untuk membayar hutang kepada DEF Investment dalam kondisi ekonomi seperti ini sangat sulit dan mahal. <br />
<br />
<br />
Setelah mempertimbangkan alternatif Penawaran Saham Perdana, aspek-aspek bisnis dan segi kompetitif dari anak-anak perusahaan PT ABC, khususnya perusahaan media televisi yang baru diakuisisi (DAT TV) serta valuasinya, para pemegang saham PT ABC memilih untuk melakukan Penawaran Saham Perdana. |
---|