#TITLE_ALTERNATIVE#
Krisis ekonomi global pada tahun 2008 yang berawal di Amerika berdampak cukup signifikan bagi perekonomian dunia. Perlambatan pertumbuhan perekonomian dirasakan oleh beberapa negara maju yang merupakan mitra dagang Amerika. Menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi di negara maju memaksa investor untuk...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/17721 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Krisis ekonomi global pada tahun 2008 yang berawal di Amerika berdampak cukup signifikan bagi perekonomian dunia. Perlambatan pertumbuhan perekonomian dirasakan oleh beberapa negara maju yang merupakan mitra dagang Amerika. Menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi di negara maju memaksa investor untuk mengalihkan dananya ketempat yang memberikan imbal hasil lebih tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir menjadikan Indonesia sebagai tempat berinvestasi yang baru bagi investor asing. Pasar modal menjadi pintu masuk bagi dana-dana investor asing ke Indonesia. Pasar modal Indonesia menduduki peringkat ketiga terbaik di dunia tahun 2011 dengan mencatatkan kenaikan sebesar 3.19%. Produk investasi pasar modal seperti saham menjadi salah satu daya tarik bagi investor karena imbal hasil yang diberikan cukup tinggi. Dengan menggunakan teori manajemen portfolio modern dari Harry Markowitz, dapat dibentuk suatu portfolio yang memiliki tingkat korelasi negatif dari aset portfolio sehingga menghasilkan resiko gabungan yang lebih kecil dan imbal hasil yang lebih optimal. Portfolio tersebut dapat dibentuk dari gabungan beberapa aset investasi seperti emas dan saham. Karakteristik harga emas yang cendurung naik serta memiliki tingkat likuiditas yang tinggi menyebabkan emas menjadi pilihan investasi bagi sebagian besar masyarakat. Saham-saham yang dipilih sebagai aset portfolio akan diambil dari Indeks Bisnis-27 yang memiliki likuiditas yang tinggi dan good corporate govarnance dalam pengelolaan perusahaan.Masing-masing saham yang akan dibentuk portfolio harus memiliki kinerja yang lebih tinggi dari IHSG. Dengan menggunakan data historis mingguan selama 5 tahun, maka akan diperoleh sepuluh saham yang berkinerja lebih baik dari IHSG sebagai berikut ASII, BBRI, BMRI, INCO, INTP, INDF, KLBF, PGAS, PTBA dan UNTR. Data historis selama 5 tahun dari 2007-2011 menunjukkan bahwa imbal hasil (return) tahunan yang dihasilkan oleh IHSG adalah sebesar 15.21% dengan standard deviasi sebesar 28.80% per tahun. Teori modern portfolio dapat digunakan untuk menghasilkan portfolio optimal bagi investor. Konstrain yang digunakan dalam pembentukan portfolio tersebut meliputi maksimalisasi imbal hasil (return) dan minimalisasi resiko (risk). Dengan strategi rebalancing akan didapatkan hasil investasi yang lebih tinggi dari IHSG dimana dari hasil optimalisasi didapatkan hasil bahwa portfolio dengan komposisi aset seluruhnya saham memiliki imbal hasil sebesar 35.96% p.a dengan standard deviasi sebesar 40.90% p.a. Portfolio dengan komposisi aset kombinasi antara saham dan emas memiliki imbal hasil sebesar 37.68% p.a dengan standard deviasi sebesar 40.82% p.a. |
---|