#TITLE_ALTERNATIVE#

Sebagai dampak meningkatnya subsidi BBM di APBN, pemerintah memutuskan untuk mengganti semua penggunaan minyak tanah di konsumen rumah tangga dengan LPG sebagai bahan bakar yang lebih murah. <br /> <br /> <br /> Diluncurkan pada Mei 2007, program konversi ini ditargetkan bisa men...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: ISTIK WAHYUNI (NIM : 29107163); Pembimbing: Budi Permadi Iskandar, ALIH
Format: Theses
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/17895
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Sebagai dampak meningkatnya subsidi BBM di APBN, pemerintah memutuskan untuk mengganti semua penggunaan minyak tanah di konsumen rumah tangga dengan LPG sebagai bahan bakar yang lebih murah. <br /> <br /> <br /> Diluncurkan pada Mei 2007, program konversi ini ditargetkan bisa mengganti konsumsi minyak tanah di 52 <br /> <br /> <br /> juta rumah tangga hingga 2010. Program ini merupakan salah satu proyek terbesar pemerintah. <br /> <br /> <br /> Namun dalam pelaksanaannya, banyak konsumen yang menolak menggunakan LPG. Sebagian besar diantaranya menilai LPG sebagai produk yang tidak aman, sulit digunakan, lebih mahal, dan lain-lain. <br /> <br /> <br /> Walaupun kini sudah banyak yang menggunakan LPG, namun penolakan bisa tetap terjadi di penerapan program selanjutnya. Potensi penolakan inilah yang harus diantisipasi Pertamina sehingga program konversi bisa berjalan lebih cepat dari sebelumnya. <br /> <br /> <br /> Penelitian ini berfokus pada dua masalah utama di program konversi, yaitu penolakan dan proses pembelajaran. Dalam peneilitian ini, elaborasi penolakan akan mengdidentifikasi alasan-alasan konsumen saat menolak LPG. Alasan-alasan ini bisa digunakan Pertamina sebagai masukan untuk mengantisipasi potensi penolakan selanjutnya. Yang kedua adalah proses pembelajaran yang akan menyediakan informasi terkait bagaimana konsumen akhirnya bisa meninggalkan minyak tanah dan beralih ke LPG. Informasi ini bisa menjadi pertimbangan Pertamina mengenai skema yang biasa digunakan konsumen untuk belajar dan beralih ke LPG. <br /> <br /> <br /> Dalam mengerjakan penelitian ini, kuisioner dipilih sebagai alat untuk mengumpulkan data. Peneiliti juga <br /> <br /> <br /> melakukan pengamatan dan wawancara dengan sejumlah responden dan petugas pejabat Pertamina. Teori Rogers tentang Difusi Inovasi menjadi landasan untuk menganalisa data. Kelima atribut dari teori Rogers <br /> <br /> <br /> yaitu kompleksitas, keuntungan, pengujian, pengamatan dan kesesuaian menjadi alat untuk memetakan masalah. Selain itu, analisa dalam penelitian ini juga menggunakan tabulasi silang untuk mendapatkan skema <br /> <br /> <br /> yang paling popular dalam proses pembelajaran konsumen untuk menggunakan LPG. <br /> <br /> <br /> Hasilnya, sosialisasi melalui demonstrasi di awal pembagian paket ternyata tidak terlalu efektif meski masih penting. Justru sumber informasi informal seperti tetangga dan kerabat memiliki peran yang lebih signifikan dalam mendorong konsumen menggunakan LPG. <br /> <br /> <br /> Berdasarkan hasil ini, peneiliti merekomendasikan agar Pertamina mengatur ulang metode demonstrasi dan focus pada pelatihan terhadap penjual LPG local atau setempat sebagai penyuluh bantuan. Penyuluh-penyuluh ini juga sebaiknya dilibatkan dalam proses sosialisasi baik demonstrasi yang berkelanjutan maupun pengawasan dalam periode tertentu.