ANALISIS KEPUTUSAN UNTUK MEMINIMUMKAN MASALAH KEBOCORAN PADA GAS PLANT OPERATIONS DI PT. CPI DALAM MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL
PT. CPI selain memproduksi minyak, juga memproduksi gas dari Gas Plant dengan total produksi 37.4 MMSCFD. Gas Plant sering mengalami unplanned shutdown disebabkan kebocoran pada pipa dan peralatan pengolahan, dengan total kerugian produksi di Bekasap GP dan Petani GP diperkirakan sebesar 53.8 MMSCF...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/18003 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | PT. CPI selain memproduksi minyak, juga memproduksi gas dari Gas Plant dengan total produksi 37.4 MMSCFD. Gas Plant sering mengalami unplanned shutdown disebabkan kebocoran pada pipa dan peralatan pengolahan, dengan total kerugian produksi di Bekasap GP dan Petani GP diperkirakan sebesar 53.8 MMSCF atau ekuivalen dengan 0.63 MM USD. Kualitas gas yang buruk terutama disebabkan oleh associate gas yang bersifat korosif dan memiliki nilai bakar yang rendah. Bila associate gas diperbolehkan untuk dibakar di Flare, dapat meminimumkan problem kebocoran, namun dibatasi oleh regulasi yang berlaku. Pada thesis ini, implementasi dari gas flaring akan dievaluasi dan dimasukkan sebagai salah satu solusi alternatif. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Metodologi yang digunakan dalam analisa permasalahan adalah Kepner Tregoe, dengan analisa keputusan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) yang memakai model Benefit, Cost, Opportunity, dan Risk (BCOR). Benefit cluster terdiri dari kriteria berupa safety, operability, maintainability, effectiveness, dan schedule. Cost cluster terdiri dari kriteria Capex dan Opex. Opportunity cluster terdiri dari perbaikan kualitas gas dan berkurangnya konsumsi gas jual. Sementara, Risk cluster terdiri dari kriteria project delay, end concession, menurunnya cadangan gas, dan isu regulasi. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Berdasarkan AHP menggunakan model BCOR, menghasilkan Benefits di posisi yang tertinggi (0.54086), diikuti oleh Cost di urutan kedua (0.22978), Risks di urutan ketiga (0.15352), dan Opportunities di urutan terakhir (0.07584). Kemudian, pengurangan Benefit dan Opportunity dengan Costs dan Risks, menghasilkan Flare the Associate Gas sebagai prioritas tertinggi (0.366943), diikuti oleh Inject Corrosion Inhibitor sebagai prioritas kedua (0.183259). Meskipun mengacu pada model BCOR, Flare Associate Gas masih layak untuk diaplikasikan, namun perlu mempertimbangkan periode pelaksanaannya akan tergantung pada kebijakan/regulasi yang berlaku. Dengan demikian strategi yang akan dilakukan adalah mengimplementasikan alternative yang kedua yaitu Inject Corrosion Inhibitor. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Keterbatasan dari penelitian ini adalah cluster dan kriteria pada AHP yang bersifat independent, sehingga peluang bagi penelitian berikutnya untuk membandingkannnya dengan Analytic Network Process yang cluster dan kriterianya bersifat interdependent, serta membandingkan hasil AHP yang bersifat semi kualitatif dengan analisa kuantitatif. |
---|