#TITLE_ALTERNATIVE#

• Main Author: HIDAYAT (NIM: 29109375), AYAT
• Format: Theses
• Language: Indonesia
• Online Access: https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/18117
• Institution: Institut Teknologi Bandung

UKM) kredit pada akhir April 2012 sebesar 20,65% dari kredit total perbankan nasional. Saat ini bank-bank mulai dari bank-bank pemerintah, bank swasta, bank perkreditan rakyat (BPR), bank campuran, bank-bank asing bersaing untuk merebut pasar UKM. Alasannya adalah bahwa sektor UKM adalah pasar yang menguntungkan dan besar. <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> Bank BJB merupakan salah satu bank komersial yang berbasis di Jawa Barat, di mana di wilayah tersebut, usaha kecil dan menengah tumbuh. Ini adalah kesempatan Bank BJB untuk fokus pada perluasan nya kredit UKM ke wilayah tersebut. Strategi yang ada yang diadopsi oleh Bank BJB adalah dengan membuka kantor cabang baru, strategi penyaluran dan memperoleh BPR yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tiga strategi di atas dalam hal kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang mungkin terjadi. <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> Metode analisis yang digunakan adalah analisis SWOT. Setelah diketahui Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman untuk setiap strategi, kemudian menggunakan matriks TOWS untuk memetakan strategi yang ada yang sesuai dengan penggunaan kekuatan, peluang kelemahan, dan ancaman untuk ekspansi kredit UKM Bank BJB. CAMELS rasio akan digunakan untuk mengukur kinerja BPR, sementara Discounted Cash Flow (DCF) merupakan metode untuk valuasi nilai BPR. <br /> <br /> <br /> <br /> <br /> Berdasarkan hasil, dapat dilihat bahwa strategi pembukaan cabang baru memiliki kekuatan dalam hal kewenangan manajemen yang berkantor dapat mengontrol kualitas kredit dari kantor cabang sedangkan kelemahannya adalah sulit untuk menemukan lokasi yang strategis untuk kantor cabang baru dan membutuhkan investasi awal yang besar. Strategi pembukaan cabang baru akan tetap dilanjutkan, terutama di kabupaten dan kecamatan daerah. Strategi penyaluran memiliki keuntungan karena tidak memerlukan investasi awal yang besar sehingga modal dapat dicairkan sebagai pinjaman efektif. Strategi ini akan dilaksanakan terutama kepada bank BPR yang memiliki cakupan yang luas dan rendahnya NPL. Strategi akuisisi memiliki kelebihan dalam hal otoritas penuh dari kantor pusat untuk mengontrol kualitas kredit dari kantor cabang. Strategi ini dapat memperluas pinjamannya oleh infrastruktur yang ada dan sumber daya BPR diperoleh.