#TITLE_ALTERNATIVE#
Penerapan Undang-undang Nomor 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi, yang menyiratkan semangat anti-monopoli dalam bisnis telekomunikasi di Indonesia, telah memicu pertumbuhan yang sangat pesat dalam industri telekomunikasi dalam negeri. Munculnya banyak pemain baru dalam industri telekomunikasi tela...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/18191 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Penerapan Undang-undang Nomor 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi, yang menyiratkan semangat anti-monopoli dalam bisnis telekomunikasi di Indonesia, telah memicu pertumbuhan yang sangat pesat dalam industri telekomunikasi dalam negeri. Munculnya banyak pemain baru dalam industri telekomunikasi telah menciptakan persaingan yang sangat ketat yang berubah menjadi perang harga, dan mengakibatkan turunnya ARPU (Average Revenue per User). Dalam kondisi seperti itu, operator telekomunikasi memerlukan peningkatan pelayanan kualitas dan jangkauan jaringan. Dengan kondisi seperti tentu membuat sulit operator telekomunikasi, karena turunnya ARPU, oleh karena itu mereka diwajibkan untuk melakukan investasi besar untuk meningkatkan kualitas layanan mereka dan jangkauan jaringan. Untuk mengimplementasikan hal ini, operator telekomunikasi membutuhkan skema pembayaran jangka panjang yang memungkinkan investasi dapat direalisasin karena mereka mengalami kekurangan arus kas. PT. XYZ Indonesia adalah salah satu vendor telekomunikasi yang mengkhususkan diri dalam proyek instalasi fasilitas telekomunikasi. PT. XYZ memiliki banyak pengalaman dalam melakukan proyek telekomunikasi besar. Keadaan internal yang menunjukkan pada aspek keuangan yang baik. Salah satu proyek yang akan ditangani adalah proyek pembangunan jaringan telekomunikasi di Sumatera yang diperlukan model pembayaran jangka panjang untuk proyek ini. Ada dua (2) model pembiayaan yang telah dievaluasi, model yang dipilih adalah WB/GEF Loan Guarantee Program. Model ini dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, PT. XYZ dan target pelanggan. Beberapa risiko yang mungkin timbul telah diketahui dan dianalisis dengan rencana mitigasi yang diusulkan untuk mengurangi risiko tersebut. <br />
<br />
<br />
Metodologi penelitian ini menggunakan jenis riset pasar dengan metode kualitatif, dimana kasus ini adalah proyek pembangunan jaringan telekomunikasi di Pulau Sumatera. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder, seperti data profil perusahaan, data keuangan perusahaan, proyek data yang ditangani oleh PT. XYZ Indonesia dan data proyek pembangunan jaringan telekomunikasi di Pulau Sumatera, serta riset pasar berdasarkan data yang tersedia di publik seperti di internet dan dari koran. |
---|