FORMULASI STRATEGI OPERASI DEPARTEMEN MINE ELECTRICAL UNTUK MENGHADAPI PERGESERAN FOKUS PERTAMBANGAN DARI TAMBANG TERBUKA GRASBERG KE BAWAH TANAH

Rencana Tambang untuk distrik mineral Grasberg dalam area Kontrak Karya PTFI sudah menentukan bahwa tambang terbuka Grasberg hanya akan berlanjut hingga tahun 2017. Setelah itu, semua badan bijih tersisa akan ditambang dari bawah tanah menggunakan teknik pertambangan block-caving dan stope-and-fill....

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: SULISTYO (NIM: 29109122); Pembimbing Proyek Akhir: Prof. Togar M. Simatupang dan Alibasjah Ing, RAFIQ
Format: Theses
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/19201
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Rencana Tambang untuk distrik mineral Grasberg dalam area Kontrak Karya PTFI sudah menentukan bahwa tambang terbuka Grasberg hanya akan berlanjut hingga tahun 2017. Setelah itu, semua badan bijih tersisa akan ditambang dari bawah tanah menggunakan teknik pertambangan block-caving dan stope-and-fill. Hal ini telah menimbulkan isu untuk departemen Mine Electrical Maintenance, yang bertanggung jawab untuk perawatan peralatan listrik, sisi listrik dari sebuah peralatan dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan kelistrikan di tambang terbuka dan bawah tanah, karena departemen harus mempersiapkan diri sebaik mungkin menghadapi transisi ini. <br /> <br /> <br /> Mine Electrical perlu menyeimbangkan kemampuannya menyediakan layanan tingkat tinggi di kedua area. Selain memformulasikan strategi untuk memenuhi keperluan pekerja, Mine Electrical juga menghadapi isu meningkatnya jumlah work request yang memerlukan pengelolaan lebih baik. Kurangnya indikator kinerja yang memadai untuk mengukur tugas departemen yang bersifat jasa juga menimbulkan pertanyaan tentang adil atau tidaknya Key Performance Indicator yang ada saat ini dan tentang bagaimana untuk menggambarkan kinerja departemen secara lebih baik di masa depan yang pada akhirnya akan berujung pada inisiatif perbaikan. <br /> <br /> <br /> Metodologi yang digunakan adalah analisa PEST, Five Forces dari Porter dan SWOT yang digabungkan dengan penilaian misi dan visi perusahaan untuk menentukan strategi bisnis dan korporat. Hasilnya menunjukkan bahwa strategi bisnis PTFI adalah cost leadership sedangkan <br /> <br /> <br /> strategi korporat adalah growth. Model dari Nigel Slack dan Michael Lewis digunakan untuk menformulasikan strategi operasi Mine Electrical. Analisa keputusan untuk setiap alternatif solusi dilakukan menggunakan <br /> <br /> <br /> Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Untuk strategi kapasitas, ditemukan bahwa akan ada celah dalam hal jumlah pekerja yang dibutuhkan di Grasberg dan area bawah tanah pada 2011 hingga 2017. Terdapat pula perbedaan antara jumlah pekerja yang sudah disetujui dengan jumlah aktual di 2011. Keputusan yang diambil adalah untuk mempekerjakan kontraktor berpengalaman <br /> <br /> <br /> dikombinasi dengan merelokasi pekerja dari Grasberg ke bawah tanah untuk mengisi kekurangan tersebut. Hasil analisa mengenai sistem pengelolaan work request menekankan lebih jauh mengenai perlu diterapkannya sistem baru untuk mengatasi banyaknya jumlah work request yang diterima. Keputusannya adalah untuk berkolaborasi dengan departemen Management Information <br /> <br /> <br /> System (MIS) yang sudah memiliki pengalaman dengan sistem serupa. Sedangkan untuk KPI, analisa menunjukkan bahwa KPI yang baik, ke depannya departemen akan selalu memiliki masalah dalam hal perbaikan kinerja karena tidak adanya alat ukur terpercaya. Semua strategi dituangkan dalam matriks strategi operasi untuk menggambarkan interaksi antara setiap area keputusan dengan tujuan kinerja. <br /> <br /> <br /> Strategi kemudian disusun dalam sebuah rencana implementasi yang dideskripsikan dalam langkah detail dan estimasi durasi, melibatkan orang-orang kunci, tidak hanya di Mine Electrical tapi juga di divisi Mine Maintenance. Diperlukan waktu tiga hingga delapan bulan untuk menjalankan semua program dengan biaya $12,000 untuk jasa MIS dan setidaknya $900,000 per tahun untuk para kontraktor.