USULAN PERBAIKAN PROSES PENANGANAN PETI KEMAS UNTUK MENGURANGI BIAYA PERAWATAN DI PT FREEPORT INDONESIA

Manajemen peti kemas merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari keseluruhan proses manajemen rantai pasok di PT. Freeport Indonesia (PTFI). Daerah operasi PTFI yang terletak di wilayah terpencil pedalaman Papua, sehingga seluruh kegiatan logistik untuk penunjang operasionalnya harus dilaksan...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: BUDIYONO (NIM : 29109119); Pembimbing : Dr. Mursyid Hasan Basri, SISWANTO
Format: Theses
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/19478
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Manajemen peti kemas merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari keseluruhan proses manajemen rantai pasok di PT. Freeport Indonesia (PTFI). Daerah operasi PTFI yang terletak di wilayah terpencil pedalaman Papua, sehingga seluruh kegiatan logistik untuk penunjang operasionalnya harus dilaksanakan sendiri. Alat transportasi material yang paling umum digunakan adalah peti kemas, karena sifatnya yang bisa dipakai ulang dan bisa diperbaiki apabila mengalami kerusakan. Lebih dari 8500 unit peti kemas yang saat ini dikelola oleh PTFI dengan berbagai tipe dengan biaya sewa dan biaya perbaikan cukup besar setiap tahunnya. <br /> <br /> <br /> Manajemen yang baik dalam monitor ketersediaan peti kemas dalam kondisi yang baik atau tidak rusak sangat diperlukan, terutama pearawatan dan usaha meminimalkan kerusakan setiap unit peti kemas demi kelancaran operasional perusahaan. Setiap peti kemas yang mengalami kerusakan harus dilakukan perbaikan agar bisa dipakai kembali, semakin besar/ parah kerusakan peti kemas, maka biaya yang ditanggung semakin besar yang berimbas pula pada lamanya perbaikan peti kemas tersebut. Pada tahun 2010 total biaya perbaikan peti kemas yang ditanggung <br /> <br /> <br /> PTFI sebesar US$ 2,8 juta dengan porsi 21% untuk tipe tanktainer dan 79% untuk tipe non-tanktainer. Khusus untuk kerusakan peti kemas tipe non-tanktainer penyebab utamanya adalah proses handling (penanganan) dengan porsi sebesar 86%, sehingga dari hasil analisis sebab akibat dengan pendekatan Issue Tree Diagram, maka didapatkan tiga faktor penyebab utama kerusakan tersebut pada kategori penganganan, yaitu: kesalahan proses pemindahan dan pengangkatan peti kemas, terbentur oleh alat transportasi, dan kesalahan proses penataan dan pengisian material ke dalam peti kemas oleh pihak-pihak terkait. <br /> <br /> <br /> Dari hasil analisis akar masalah tersebut, maka diusulkan beberapa solusi bisnis yang bisa dilakukan untuk meminimalkan kerusakan peti kemas yang dikelompokan dalam dua aspek, yaitu: komunikasi dan informasi yang terintegrasi dan perbaikan proses bisnis dalam penanganan peti kemas. Usulan solusi yang melibatkan semua pihak terkait tersebut antara lain: distribusi laporan dan informasi peti kemas, inspeksi terjadwal, kampanye peduli peti kemas, perbaikan proses pengangangkatan dan penataan material, pemetaan lokasi <br /> <br /> <br /> penumpukan peti kemas, dan penjadwalan pengiriman peti kemas yang memperhatikan kapasitas area penumpukan. <br /> <br /> <br /> Potensi penurunan biaya perawatan peti kemas yang bisa dicapai dengan perbaikan proses ini adalah berkisar <br /> <br /> <br /> antara US$ 86,706 sampai US$ 452,362 akibat menurunya tingkat kerusakan peti kemas yang dipakai untuk tipe non-tanktainer. Dalam usaha penurunan tingkat kerusakan masih terbuka untuk peti kemas tipe tanktainer atau berfokus pada kategori kerusakan lainnya. Rencana implementasi yang telah dibuat harus didukung oleh pimpinan masing-masing pihak terkait, sehingga bisa terlaksana dengan baik untuk memecahkan masalah yang ada secara berkesinambungan.