MENINGKATKAN NILAI PROYEK MELALUI CDM SEBAGAI ALTERNATIF STRATEGI PENDANAAN DALAM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DENGAN MENGGUNAKAN SIKLUS GABUNGAN DI SORONG, PAPUA
Pemanasan global yang berlanjut pada perubahan iklim global merupakan kecenderungan kondisi yang berkembang di bumi saat ini. Kegiatan industri pada kelanjutannya meningkatkan konsentrasi gas buang (CO2, CH4, N2 O, HFC, PFC SF6) ke lapisan atmosfer dengan dampak penipisan lapisan ozon dan menimbulka...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/19492 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Pemanasan global yang berlanjut pada perubahan iklim global merupakan kecenderungan kondisi yang berkembang di bumi saat ini. Kegiatan industri pada kelanjutannya meningkatkan konsentrasi gas buang (CO2, CH4, N2 O, HFC, PFC SF6) ke lapisan atmosfer dengan dampak penipisan lapisan ozon dan menimbulkan efek rumah kaca. Melalui Protokol Kyoto yang ditanda tangani tahun 1998, dunia setuju untuk mereduksi emisi gas rumah kaca dengan menggunakan sistem cap and trade system. Sistem ini membuat negara-negara yang meratifikasi Protokol Kyoto untuk menjual reduksi emisi gas rumah kaca melalui kredit karbon. <br />
<br />
<br />
Pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) di Sorong dengan teknologi siklus gabungan serta pemanfaatan gas suar bakar untuk kebutuhan listrik sebagai sumber energi yang dinilai ramah lingkungan merupakan salah satu cara untuk mereduksi efek rumah kaca. Mekanisme Pembangunan Bersih (MPB) merupakan salah satu dari mekanisme Protokol Kyoto yang memberikan potensi untuk menghasilkan pendapatan tambahan dari hasil reduksi emisi tersebut. <br />
<br />
<br />
Proyek akhir ini melakukan analisa kelayakan PLTGU dengan kontrak yang ditawarkan penyedia jasa MPB (studi kasus PLTGU Sorong, Indonesia) yaitu floating price dengan sistem bagi hasil. Analisis kelayakan dilakukan dengan menggunakan berbagai indikator kelayakan keuangan diantaranya IRR proyek, IRR equity, NPV, dan periode pengembalian. Dikombinasi dengan metoda simulasi Monte Carlo untuk mengatasi persoalan terbatasnya data, model ini dapat juga digunakan untuk mengevaluasi ketidakpastian harga jual CER. <br />
<br />
<br />
Berdasarkan hasil analisis keuangan dengan dan tanpa menggunakan MPB, NPV bernilai positif dan IRR lebih besar dari WACC, maka proyek PLTGU Sorong adalah layak untuk diimplementasikan. Selain itu, untuk mengimplementasikan proyek dengan MPB perlu dilakukan analisis manajemen risiko terhadap proses MBP untuk mendapatkan CER. |
---|