PERBAIKAN DISTRIBUSI UAP PADA ARAH VERTIKAL DI AREA 'X
Area X yang terletak pada lapangan Y mempunyai 6 sand yang dalam hal ini dinamakan dengan A, B, C, D, E dan F. Sand A belum dikembangkan sampai saat ini karena alasan keselamatan dan ekonomi. Beberapa sand tersebut di atas masih terbagi atas beberapa lapisan. Sand A dan B terdiri atas lima lapisan d...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/22677 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
id |
id-itb.:22677 |
---|---|
spelling |
id-itb.:226772017-09-27T15:07:46ZPERBAIKAN DISTRIBUSI UAP PADA ARAH VERTIKAL DI AREA 'X DONGORAN (NIM : 22207320), JAPET Indonesia Theses INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/22677 Area X yang terletak pada lapangan Y mempunyai 6 sand yang dalam hal ini dinamakan dengan A, B, C, D, E dan F. Sand A belum dikembangkan sampai saat ini karena alasan keselamatan dan ekonomi. Beberapa sand tersebut di atas masih terbagi atas beberapa lapisan. Sand A dan B terdiri atas lima lapisan dan sand C tiga lapisan. Lapisan-lapisan tersebut diinjeksi dan diproduksi secara bersamaan dengan commingle. Semua sand kecuali sand A diproduksi dengan komplesi lubang terbuka (open hole) pada sumur produksi, sementara injeksi uap dilakukan melalui tubing atau casing yang diperforasi. Injeksi uap yang dilakukan adalah injeksi uap dengan commingle. Lapisan-lapisan yang diinkesi tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda seperti permeabilitas dan ketebalan. Kondisi ini menimbulkan kesulitan dalam menempatkan uap ke lapisan-lapisan yang mempunyai karakteristik yang berbeda. <br /> <br /> Hukum Darcy menyatakan bahwa jumlah fluida yang mengalir melalui media berpori merupakan fungsi dari permeabilitas, perbedaan tekanan, viskositas dan jarak. Hal yang sama terjadi pada injeksi multi-sand. Uap akan cendrung mengalir pada lapisan yang mempunyai hambatan alir yang paling rendah. Kalau ditinjau dari kualitas batuan reservoir, uap akan cendrung mengalir ke lapisan yang mempunyai permeabilitas yang paling tinggi. Kondisi ini mengakibatkan jumlah uap yang mengalir pada lapisan yang mempunyai hambatan alir paling kecil akan berlebihan, sementara lapisan lain yang mempunyai hambatan alir yang relatif lebih tinggi masih kekurangan uap dan masih dingin. Aliran uap yang berlebihan pada lapisan dengan hambatan alir paling kecil mengakibatkan breakthrough uap pada lapisan ini akan lebih dulu dari lapisan yang lain. Breakthrough pada salah satu lapisan akan mengakibatkan kondisi injeksi semakin buruk, karena uap cendrung akan mengalir ke lapisan yang sudah mengalami breakthrough. Kondisi injeksi yang seperti ini akan menyebabkan efisiensi penggunaan uap akan rendah, karena adanya sirkulasi uap melalui lapisan yang sudah breakthrough, dan tentunya hal ini akan menyebabkan ongkos produksi naik, karena kontribusi ongkos produksi paling besar adalah dari ongkos pembuatan uap. Pada saat yang sama lapisan yang mempunyai hambatan alir lebih tinggi masih kekurangan uap dan masih dingin, karena uap banyak mengalir pada lapisan yang sudah breakthrough. Konsekuensi dari kondisi ini adalah akan banyak minyak yang tidak dapat diproduksi dari lapisan-lapisan yang tidak terpanasi oleh uap. <br /> <br /> Dalam hal ini penggunaan prinsip critical flow akan dipelajari untuk memperbaiki distribusi uap pada arah vertikal, khususnya penggunaan prinsip critical flow melalui divergent nozzle. Secara teoritis, jumlah aliran yang melewati sebuah limited entry hole dan nozzle tidak akan dipengaruhi oleh tekanan downstream sepanjang kondisi aliran yang terjadi masih dala kondisi critical flow. Penggunaan divergent nozzle pada kondisi cirtical flow akan memungkinkan pengontrolan laju alir uap pada tiap-tiap lapisan yang mempunyai karakteristik reservoir yang berbeda. Metode ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penyapuan uap pada arah vertikal yang pada akhirnya meningkatkan perolehan minyak. text |
institution |
Institut Teknologi Bandung |
building |
Institut Teknologi Bandung Library |
continent |
Asia |
country |
Indonesia Indonesia |
content_provider |
Institut Teknologi Bandung |
collection |
Digital ITB |
language |
Indonesia |
description |
Area X yang terletak pada lapangan Y mempunyai 6 sand yang dalam hal ini dinamakan dengan A, B, C, D, E dan F. Sand A belum dikembangkan sampai saat ini karena alasan keselamatan dan ekonomi. Beberapa sand tersebut di atas masih terbagi atas beberapa lapisan. Sand A dan B terdiri atas lima lapisan dan sand C tiga lapisan. Lapisan-lapisan tersebut diinjeksi dan diproduksi secara bersamaan dengan commingle. Semua sand kecuali sand A diproduksi dengan komplesi lubang terbuka (open hole) pada sumur produksi, sementara injeksi uap dilakukan melalui tubing atau casing yang diperforasi. Injeksi uap yang dilakukan adalah injeksi uap dengan commingle. Lapisan-lapisan yang diinkesi tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda seperti permeabilitas dan ketebalan. Kondisi ini menimbulkan kesulitan dalam menempatkan uap ke lapisan-lapisan yang mempunyai karakteristik yang berbeda. <br />
<br />
Hukum Darcy menyatakan bahwa jumlah fluida yang mengalir melalui media berpori merupakan fungsi dari permeabilitas, perbedaan tekanan, viskositas dan jarak. Hal yang sama terjadi pada injeksi multi-sand. Uap akan cendrung mengalir pada lapisan yang mempunyai hambatan alir yang paling rendah. Kalau ditinjau dari kualitas batuan reservoir, uap akan cendrung mengalir ke lapisan yang mempunyai permeabilitas yang paling tinggi. Kondisi ini mengakibatkan jumlah uap yang mengalir pada lapisan yang mempunyai hambatan alir paling kecil akan berlebihan, sementara lapisan lain yang mempunyai hambatan alir yang relatif lebih tinggi masih kekurangan uap dan masih dingin. Aliran uap yang berlebihan pada lapisan dengan hambatan alir paling kecil mengakibatkan breakthrough uap pada lapisan ini akan lebih dulu dari lapisan yang lain. Breakthrough pada salah satu lapisan akan mengakibatkan kondisi injeksi semakin buruk, karena uap cendrung akan mengalir ke lapisan yang sudah mengalami breakthrough. Kondisi injeksi yang seperti ini akan menyebabkan efisiensi penggunaan uap akan rendah, karena adanya sirkulasi uap melalui lapisan yang sudah breakthrough, dan tentunya hal ini akan menyebabkan ongkos produksi naik, karena kontribusi ongkos produksi paling besar adalah dari ongkos pembuatan uap. Pada saat yang sama lapisan yang mempunyai hambatan alir lebih tinggi masih kekurangan uap dan masih dingin, karena uap banyak mengalir pada lapisan yang sudah breakthrough. Konsekuensi dari kondisi ini adalah akan banyak minyak yang tidak dapat diproduksi dari lapisan-lapisan yang tidak terpanasi oleh uap. <br />
<br />
Dalam hal ini penggunaan prinsip critical flow akan dipelajari untuk memperbaiki distribusi uap pada arah vertikal, khususnya penggunaan prinsip critical flow melalui divergent nozzle. Secara teoritis, jumlah aliran yang melewati sebuah limited entry hole dan nozzle tidak akan dipengaruhi oleh tekanan downstream sepanjang kondisi aliran yang terjadi masih dala kondisi critical flow. Penggunaan divergent nozzle pada kondisi cirtical flow akan memungkinkan pengontrolan laju alir uap pada tiap-tiap lapisan yang mempunyai karakteristik reservoir yang berbeda. Metode ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penyapuan uap pada arah vertikal yang pada akhirnya meningkatkan perolehan minyak. |
format |
Theses |
author |
DONGORAN (NIM : 22207320), JAPET |
spellingShingle |
DONGORAN (NIM : 22207320), JAPET PERBAIKAN DISTRIBUSI UAP PADA ARAH VERTIKAL DI AREA 'X |
author_facet |
DONGORAN (NIM : 22207320), JAPET |
author_sort |
DONGORAN (NIM : 22207320), JAPET |
title |
PERBAIKAN DISTRIBUSI UAP PADA ARAH VERTIKAL DI AREA 'X |
title_short |
PERBAIKAN DISTRIBUSI UAP PADA ARAH VERTIKAL DI AREA 'X |
title_full |
PERBAIKAN DISTRIBUSI UAP PADA ARAH VERTIKAL DI AREA 'X |
title_fullStr |
PERBAIKAN DISTRIBUSI UAP PADA ARAH VERTIKAL DI AREA 'X |
title_full_unstemmed |
PERBAIKAN DISTRIBUSI UAP PADA ARAH VERTIKAL DI AREA 'X |
title_sort |
perbaikan distribusi uap pada arah vertikal di area 'x |
url |
https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/22677 |
_version_ |
1822019863896391680 |