PERANCANGAN BANDUNG FASHION HUB MELALUI PENDEKATAN PLACEMAKING
Identitas kota Bandung sebagai kota fashion dapat menjadi potensi pembangunan kota. Dengan menggunakan metode placemaking dalam pengumpulan data, identitas yang ada di kota Bandung dapat diamati. Hasil dari pengamatan tersebut adalah ktiteria-kriteria perancangan dalam upaya pengembangan spasial, ek...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/23687 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Identitas kota Bandung sebagai kota fashion dapat menjadi potensi pembangunan kota. Dengan menggunakan metode placemaking dalam pengumpulan data, identitas yang ada di kota Bandung dapat diamati. Hasil dari pengamatan tersebut adalah ktiteria-kriteria perancangan dalam upaya pengembangan spasial, ekonomi dan sosio-kultur kota Bandung sebagai kota fashion. Berdasarkan pengamatan yang ada, Bandung membutuhkan sebuah fashion hub dengan kriteria; berbasis komunitas, mengacu pada karakter kultur fashion lokal, berbasis program fashion yang ada, mengakomodasi kegiatan-kegiatan subkultur fashion, menciptakan ruang dimana pelaku kunci bisa berinteraksi, mewadahi kebutuhan psikologis konsumen, dan lokasi perancangan yang merupakan lanjutan aktivitas dari kegiatan fashion di kota Bandung. Hasil pengamatan tersebut kemudian dikembangkan menjadi konsep perancangan dengan menggunakan pendekatan disjunction. Pendekatan disjunction ini dibagi ke dalam enam konsep besar, antara lain defamiliarization, mediasi kejutan ruang, de-structuring, superimposisi, crossprogramming, dan menggunakan event sebagai landasan perancangan. Konsep perancangan inilah yang pada akhirnya menghasilkan bentuk massa, fasade dan organisasi ruang dalam bangunan Bandung Fashion Hub. Hasil yang diperoleh dari desain ini adalah arsitektur yang dapat menjadi emansipatori ekonomi bagi industri fashion di kota Bandung. |
---|