MENDESAIN ULANG SISTEM MANAJEMEN KINERJA DI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA BANDUNG

• Main Author: RAHMAN AL AFGHANI (NIM : 19014108), FATHUR
• Format: Final Project
• Language: Indonesia
• Online Access: https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/27211
• Institution: Institut Teknologi Bandung

<p align="justify"> Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bandung merupakan instansi pemerintah yang bertugas memberikan pelayanan publik bagi masyarakat Bandung secara khusus dalam hal olahraga. Dispora menangani pembinaan dan pengembangan pemuda serta pemberdayaan olahraga dan infrastruktur olahraga. Sebagai instansi pemerintah yang berbasis non profit, Dispora memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan optimal bagi masyarakat. Maksimal atau tidaknya pelayanan bagi masyarakat tergantung bagaimana performa seluruh komponen yang mendukung tujuan-tujuan Dispora yang juga termasuk bagaimana performa pegawai yang bekerja di dalamnya. Untuk itu, demi memastikan pegawai bekerja sesuai tugasnya, Dispora menggunakan dua sistem manajemen kinerja untuk mengatur pegawainya yaitu sistem penilaian kinerja dan sistem pengecekan aktifitas harian. Berdasarkan data, didapatkan bahwa indikator kinerja yang digunakan pada sistem penilaian kinerja di Dispora terlalu subjektif dan umum sehingga didapatkan hasil penilaian kinerja yang bias. Pada sistem yang lain, didapatkan bahwa kewajiban pegawai Dispora bekerja tiap harinya adalah minimal lima jam yang mana menurut penelitian pegawai Dispora dapat bekerja setidaknya enam jam per hari. Penelitian ini akan mencoba mendesain ulang kedua sistem manajemen kinerja di atas dengan beberapa tahap. Untuk sistem penilaian kinerja, pertama, mengetahui indikator kinerja yang digunakan oleh Dispora. Kemudian, mengetahui indikator kinerja terbaik yang dipilih oleh narasumber dari beberapa indikator berdasarkan literature. Kemudian, menganalisis manakah indikator terbaik dengan menyesuaikan pada hasil wawancara dan teori. Kemudian, didapatkan daftar indikator - indikator kinerja baru. Untuk sistem pengecekan aktifitas harian, dengan menggunakan metode coding, dianalisis kelebihan dan kekurangan sistem, masing-masing ketika diterapkan waktu minimal bekerja selama lima jam dan ketika diterapkan enam jam. Kemudian, dianalisis manakah waktu minimal kerja terbaik untuk diterapkan di Dispora. Dari hasil di atas, didapatkan desain baru untuk dua sistem manajemen kinerja yang ada di Dispora. <p align="justify">