EFFECT OF BECAKS AT SIGNALISED INTERSECTIONS
Studi ini mempunyai tujuan untuk mempelajari pengaruh becak pada persimpangan dengan lampu lalu lintas dalam hubungannya dengan kelakuan pengemudi becak di persimpangan. Becak berusaha untuk berada pada antrian terdepan selama waktu merah, walaupun hares dengan memotong antrian. Sebagian dari mereka...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/2790 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
id |
id-itb.:2790 |
---|---|
spelling |
id-itb.:27902005-02-11T22:33:24ZEFFECT OF BECAKS AT SIGNALISED INTERSECTIONS Ananda, Sylvira Indonesia Theses INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/2790 Studi ini mempunyai tujuan untuk mempelajari pengaruh becak pada persimpangan dengan lampu lalu lintas dalam hubungannya dengan kelakuan pengemudi becak di persimpangan. Becak berusaha untuk berada pada antrian terdepan selama waktu merah, walaupun hares dengan memotong antrian. Sebagian dari mereka kemudian mulai berjalan sebelum waktu hijau yaitu pada waktu semua merah. Sebagian lagi mulai berjalan perlahan-lahan ketika lampu berubah hijau. Kelakuan becak ini akan menyebabkan waktu hilang yang besar pada waktu awal waktu hijau karena mereka menghalangi kendaraan lain untuk lepas dari persimpangan dengan lancar. Data dikumpulkan melalui fasilitas penelitian oleh Proyek Highway Capacity Manual untuk Indonesia. Data dikumpulkan dari tiga persimpangan yang berbeda di Indonesia, yaitu persimpangan di Tasikmalaya, Ujung Pandang dan Yogyakarta. Ketiga persimpangan ini mempunyai persentase becak yang berbeda. Semua parameter data yang digunakan didapat melalui analisis pada rekaman video, kecuali 'geometric layout' dan 'signal timing'. Analisis dari nilai Satuan Mobil Penumpang (SMP) becak menggunakan metoda kapasitas, dimana pelepasan setelah dimulainya waktu hijau dihitung secara terpisah untuk setiap 'Time Slice', dan dianalisis menggunakan multi-linear regression. Hasil nilai SMP kemudian digunakan untuk menghitung arus jenuh dan waktu hilang karena terlambat 'start'. Dari kelakuan becak di persimpangan dengan lampu lalu lintas diketahui bahwa 20% hingga 40% becak berusaha mencapai awal antrian ketika menunggu waktu hijau, dan hampir setengah dari populasi becak mulai berjalan pada waktu hijau, tidak pada jalurnya sendiri, tetapi menggunakan jalur kendaraan lain. Ditemukan bahwa persentase becak yang menunggu didepan antrian mempengaruhi besarnya waktu hilang karena terlambat 'start'. Lengan simpang yang mempunyai becak lebih banyak didepan, mempunyai waktu hilang yang lebih tinggi, karena mereka menghalangi kendaraan lain untuk dapat lepas dengan bebas pada waktu hijau. Nilai SMP becak yang didapat dalam studi ini adalah 0.4. Nilai ini lebih rendah dari nilai yang didapat dari penelitian lain, karena persimpangan yang dipelajari tidak mempunyai median. Sehingga kendaraan lain dapat bergerak dengan mudah menggunakan jalur yang berlawanan. Karena itu pengaruh becak terhadap SMP rendah. Rata-rata waktu hilang karena terlambat 'start' dari ketiga persimpangan ialah 5.9 detik. Nilai ini cukup tinggi dibandingkan studi yang lain. Sebagai contoh, Soegondo,dkk. (1990) menemukan waktu hilang 1.8 detik, Webster (1966) dan Salter (1989) menganjurkan 2.0 detik untuk pemakaian praktis, dan IHCM menemukan waktu hilang sebesar 4.8 detik. text |
institution |
Institut Teknologi Bandung |
building |
Institut Teknologi Bandung Library |
continent |
Asia |
country |
Indonesia Indonesia |
content_provider |
Institut Teknologi Bandung |
collection |
Digital ITB |
language |
Indonesia |
description |
Studi ini mempunyai tujuan untuk mempelajari pengaruh becak pada persimpangan dengan lampu lalu lintas dalam hubungannya dengan kelakuan pengemudi becak di persimpangan. Becak berusaha untuk berada pada antrian terdepan selama waktu merah, walaupun hares dengan memotong antrian. Sebagian dari mereka kemudian mulai berjalan sebelum waktu hijau yaitu pada waktu semua merah. Sebagian lagi mulai berjalan perlahan-lahan ketika lampu berubah hijau. Kelakuan becak ini akan menyebabkan waktu hilang yang besar pada waktu awal waktu hijau karena mereka menghalangi kendaraan lain untuk lepas dari persimpangan dengan lancar. Data dikumpulkan melalui fasilitas penelitian oleh Proyek Highway Capacity Manual untuk Indonesia. Data dikumpulkan dari tiga persimpangan yang berbeda di Indonesia, yaitu persimpangan di Tasikmalaya, Ujung Pandang dan Yogyakarta. Ketiga persimpangan ini mempunyai persentase becak yang berbeda. Semua parameter data yang digunakan didapat melalui analisis pada rekaman video, kecuali 'geometric layout' dan 'signal timing'. Analisis dari nilai Satuan Mobil Penumpang (SMP) becak menggunakan metoda kapasitas, dimana pelepasan setelah dimulainya waktu hijau dihitung secara terpisah untuk setiap 'Time Slice', dan dianalisis menggunakan multi-linear regression. Hasil nilai SMP kemudian digunakan untuk menghitung arus jenuh dan waktu hilang karena terlambat 'start'. Dari kelakuan becak di persimpangan dengan lampu lalu lintas diketahui bahwa 20% hingga 40% becak berusaha mencapai awal antrian ketika menunggu waktu hijau, dan hampir setengah dari populasi becak mulai berjalan pada waktu hijau, tidak pada jalurnya sendiri, tetapi menggunakan jalur kendaraan lain. Ditemukan bahwa persentase becak yang menunggu didepan antrian mempengaruhi besarnya waktu hilang karena terlambat 'start'. Lengan simpang yang mempunyai becak lebih banyak didepan, mempunyai waktu hilang yang lebih tinggi, karena mereka menghalangi kendaraan lain untuk dapat lepas dengan bebas pada waktu hijau. Nilai SMP becak yang didapat dalam studi ini adalah 0.4. Nilai ini lebih rendah dari nilai yang didapat dari penelitian lain, karena persimpangan yang dipelajari tidak mempunyai median. Sehingga kendaraan lain dapat bergerak dengan mudah menggunakan jalur yang berlawanan. Karena itu pengaruh becak terhadap SMP rendah. Rata-rata waktu hilang karena terlambat 'start' dari ketiga persimpangan ialah 5.9 detik. Nilai ini cukup tinggi dibandingkan studi yang lain. Sebagai contoh, Soegondo,dkk. (1990) menemukan waktu hilang 1.8 detik, Webster (1966) dan Salter (1989) menganjurkan 2.0 detik untuk pemakaian praktis, dan IHCM menemukan waktu hilang sebesar 4.8 detik. |
format |
Theses |
author |
Ananda, Sylvira |
spellingShingle |
Ananda, Sylvira EFFECT OF BECAKS AT SIGNALISED INTERSECTIONS |
author_facet |
Ananda, Sylvira |
author_sort |
Ananda, Sylvira |
title |
EFFECT OF BECAKS AT SIGNALISED INTERSECTIONS |
title_short |
EFFECT OF BECAKS AT SIGNALISED INTERSECTIONS |
title_full |
EFFECT OF BECAKS AT SIGNALISED INTERSECTIONS |
title_fullStr |
EFFECT OF BECAKS AT SIGNALISED INTERSECTIONS |
title_full_unstemmed |
EFFECT OF BECAKS AT SIGNALISED INTERSECTIONS |
title_sort |
effect of becaks at signalised intersections |
url |
https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/2790 |
_version_ |
1820663255010377728 |