COMPACTION AND CBR STRENGTH CHARACTERISTICS OF KARIMUN ISLAND GRANITE MIXED WITH SURALAYA PULVERISED FUEL ASH

Pada saat ini, pembuatan jalan penghubung sebagai prasarana ekplorasi minyak yang dilaksanakan oleh LASMO di propinsi Riau, Sumatra, menggunakan batu granit pecah yang diangkut dari pulau Karimun ke bagian timur. Telah di pertimbangkan berbagai macam kemungkinan untuk menurunkan biaya pembangunan ja...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Erwanto, Teddy
Format: Theses
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/2791
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Pada saat ini, pembuatan jalan penghubung sebagai prasarana ekplorasi minyak yang dilaksanakan oleh LASMO di propinsi Riau, Sumatra, menggunakan batu granit pecah yang diangkut dari pulau Karimun ke bagian timur. Telah di pertimbangkan berbagai macam kemungkinan untuk menurunkan biaya pembangunan jalan tanpa penurunan kemampuan yang berarti dari mutu konstruksi jalan itu sendiri, termasuk pertimbangan penggunaan pulverised fuel ash (PFA) sebagai bahan pengganti (sebagian), yang merupakan sasaran dari penelitian / studi ini. PFA diperoleh dari Stasiun Pembangkit Tenaga Listrik Suralaya, dimana batu bara nya diperoleh dari Bukit Asara di Sumatra Setelah dilakukan klasifikasi awal, kemudian dicampur dengan granit pecah pulau Kariraun dalam beberapa proporsi kemudian pada beberapa campuran ini dilakukan sejumlah percobaan termasuk grading, berat jenis, pemadatan standar maupun modified dan percobaan kekuatan CBR . Berbagai pengaruh seperti penundaan pemadatan setelah pencampuran awal, perendaman dan waktu peram juga dievaluasi. Berat isi kering maksimum campuran diperoleh pada kadar PFA 5 %, dimana jumlah PFA sesuai dan mengisi ruang pori, penambahan jumlah PFA melebihi jumlah tersebut diatas akan menggantikan granit dalam campuran dengan jumlah yang lebih besar dan akan mengakibatkan penurunan pada nilai berat isi kering maksimum. Kadar air optimum dalam hal ini adalah 6.5 Campuran dengan nilai CBR terbesar diperoleh pada kadar PFA 15 % , dengan minimal waktu peram selama 14 hari, dimana PFA menunjukan sifat pozzolanic yang menguntungkan. Usaha pemadatan yang lebih berat, yaitu modified dibandingkan dengan alat pemadat, standar, menghasilkan kekuatan yang lebih tinggi. Perendaman selama 4 hari mengakibatkan penurunan kekuatan. Terdapat sedikit perbedaan kekuatan, yang diperoleh dengan menggunakan cara B atau D dari standar percobaan yang digunakan, penundaan (selama 24 jam) dalam pemadatan setelah pencampuran awal ternyata tidak diperoleh suatu gejala yang cukup berarti pada nilai CBR. Kenaikan jumlah pukulan dalam prosedur pemadatan mengakibatkan kenaikan nilai CBR dan berat isi kering.