#TITLE_ALTERNATIVE#

<p align="justify"> Kemajuan teknologi pada kendaraan bawah laut telah memicu peningkatan kebutuhan sistem propulsi bawah air (underwater thruster). Sebagai sistem propulsi, underwater thruster secara umum digunakan untuk kendaraan berawak dan nirawak. Underwater thruster yang memili...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: HALIM ROSID (nim : 13614036), NURHAYYAN
Format: Final Project
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/29788
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:<p align="justify"> Kemajuan teknologi pada kendaraan bawah laut telah memicu peningkatan kebutuhan sistem propulsi bawah air (underwater thruster). Sebagai sistem propulsi, underwater thruster secara umum digunakan untuk kendaraan berawak dan nirawak. Underwater thruster yang memiliki prestasi hidrodinamika tinggi dan sesusai dengan kebutuhan pasar menjadi tantangan dalam pengembangan thruster. Penelitian ini membahas desain underwater thruster berdasarkan metode reverse engineering dan optimasi hidrodinamika menggunakan multi-objective evolutionary algorithm. Dalam penelitian ini dibahas mengenai desain underwater thruster termasuk detail komponen thruster, analisis fungsi setiap komponen, dan rekonstruksi propeller dari point cloud data hasil 3D scanning. Selain itu, analisis struktur karena kedalaman operasi dan simulasi hidrodinamika pada baling-bali thruster menggunakan perangkat lunak dengan akurasi tinggi juga disertakan. Hasil dari simulasi hidrodinamika kemudian divalidasi dengan data eksperimen. Selanjutnya, optimasi performa thruster hanya difokuskan pada optimasi geometri baling-baling. Tujuan optimasi adalah memaksimalkan daya dorong (thrust) dan meminimalkan daya input (input power). Proses optimasi dilakukan dengan memparameterisasi geometri baling-baling ke dalam beberapa variabel geometri termasuk root dan tip blade angle, jumlah sudu bilah, jarak rake, dan distribusi chord. Variabel-variabel tersebut dapat memberikan pengaruh yang signifikan atau kurang signifikan terhadap tujuan optimasi (objectives of optimization). Oleh karena itu, untuk mengurangi ruang desain dan hanya melibatkan variabel input yang penting, analisis sensitivitas pada geometri baling-baling dilakukan. Variabel yang tersisa kemudian digunakan dalam proses optimasi. Algoritma yang digunakan adalah Strength Pareto Evolutionary Algorithm 2 (SPEA2) yang umumnya digunakan dalam masalah optimasi engineering. Hasil dari geometri yang teroptimasi menunjukkan kenaikan thrust sebesar 2% dan penurunan daya input sebesar 7%. <p align="justify">