Penelitian Biokerosin Turunan Sabun: Pengaruh Panjang Rantai Karbon pada Titik Asap dan Titik Beku

<p align="justify">Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi efek panjang rantai karbon dari senyawa hidrokarbon ketika dicampur dengan pengganti Biokerosin Turunan-Sabun (SBK) pada nilai titik asap, kecenderungan pembentukan jelaga dan titik beku pada campuran bahan bakar. Tujuan...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: MAULID GHIFFARY (NIM : 13114010), REZA
Format: Final Project
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/30367
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:<p align="justify">Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi efek panjang rantai karbon dari senyawa hidrokarbon ketika dicampur dengan pengganti Biokerosin Turunan-Sabun (SBK) pada nilai titik asap, kecenderungan pembentukan jelaga dan titik beku pada campuran bahan bakar. Tujuan dari pengembangan proses produksi SBK ini adalah untuk mengatasi beberapa kekurangan dalam proses produksi sebelumnya. Proses produksi SBK adalah menggunakan minyak kelapa sebagai bahan baku karena terdiri dari asam lemak yang memiliki panjang rantai carbon yang sama dengan kerosin untuk menghindari proses cracking dan menggunakan dua proses utama yang diklaim memiliki proses yang lebih sederhana dan membutuhkan lebih sedikit energi, yaitu saponification process dan decarboxylation process. <br /> <br /> SBK masih memiliki beberapa sifat yang perlu disesuaikan dengan standar bahan bakar jet penerbangan agar menjadi produk yang berdiri sendiri atau untuk meningkatkan fraksi volume bila dicampur dengan bahan bakar jet konvensional. Terdapat beberapa cara untuk meningkatkan sifat SBK dengan memadukannya dengan beberapa senyawa yang menjadi komposisi utama dalam bahan bakar jet konvensional, tetapi dalam penelitian ini menggunakan kelas hidrokarbon aromatik yang akan divariasikan panjang rantai karbonnya dan dicampur dengan dodekana sebagai pengganti SBK. <br /> <br /> Penelitian ini dilakukan dengan mengukur titik asap menggunakan lampu titik asap sesuai dengan standar yang ditentukan oleh ASTM D1322. Kemudian dari nilai titik asap yang diperoleh dari pengukuran, nilai kecenderungan pembentukan jelaga akan dihitung. Pengukuran titik beku dilakukan oleh Lemigas menggunakan standar ASTM D5972. Studi ini juga akan menggunakan data dari studi sebelumnya untuk membantu dalam perbandingan efek variasi panjang rantai karbon terhadap nilai titik asap dan titik beku. <br /> <br /> Dapat disimpulkan dari penelitian ini bahwa variasi panjang rantai karbon tidak berpengaruh signifikan terhadap titik asap dan nilai kecenderungan pembentukan jelaga bila dicampur dengan dodekana sebagai pengganti SBK. Tetapi dalam nilai titik beku, panjang rantai karbon yang lebih tinggi dari senyawa yang dicampur dengan dodecane, menunjukkan kecenderungan yang lebih baik untuk mempertahankan suhu murni dari senyawa yang dicampur dengan dodekana, terutama dalam campuran lebih dari 30% volume dodekana dalam campuran. Jadi dari hasil di atas, panjang rantai karbon yang lebih tinggi dari aromatik lebih menjanjikan untuk dicampur dengan SBK, tetapi juga perlu untuk mempertimbangkan titik beku murninya dan densitas dari senyawa tambahannya.<p align="justify">