IDENTIFIKASI PENERAPAN NILAI TRADISIONAL MASYARAKAT ADAT TERHADAP IMPLEMENTASI KONSERVASI DALAM PEMANFAATAN RUANG (STUDI KASUS: KASEPUHAN CIPTAGELAR, KAB. SUKABUMI)

Masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar merupakan sebuah komunitas masyarakat adat yang berada di dalam kawasan konservasi negara, sehingga keberadaannya memberikan pengaruh terhadap upaya konservasi di dalam kawasan tersebut. Penerapan nilai tradisional masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar khususnya t...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Permata Asri, Priska
Format: Final Project
Language:Indonesia
Subjects:
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/31995
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar merupakan sebuah komunitas masyarakat adat yang berada di dalam kawasan konservasi negara, sehingga keberadaannya memberikan pengaruh terhadap upaya konservasi di dalam kawasan tersebut. Penerapan nilai tradisional masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar khususnya tradisi cara hidup berpindah serta pemanfaatan lahannya memberikan tendensi keruangan yang dinamis dan berubah-ubah, serta menimbulkan ekspansi penggunaan ruang. Hal ini memberikan pertanyaan apakah dengan kondisi tersebut keberadaan masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar dengan segala nilai tradisi adatnya dapat dipertahankan dengan tidak menghilangkan keberlanjutan fungsi konservasi kawasan. Oleh karenanya, penelitian ini diangkat dengan tujuan untuk menilai kesesuaian penerapan nilai tradisional masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar dalam mendukung fungsi konservasi kawasan. Dengan demikian hipotesis awal atas kecenderungan ekspansi serta gangguan terhadap fungsi konservasi dapat diminimalisasi. Penelitian ini menggunakan konsep eksplorasi penilaian nilai tradisional dari pemikiran Winanti (2012) dan perspektif ruang hunian berdasarkan penekanan spasial sosialekologis Ingold (2000), serta konsep implementasi konservasi di dalam pemanfaatan ruang yang dikembangkan berdasarkan pemikiran Moeliono, et al. (2010), dokumentasi lembaga konservasi internasional IUCN, dan berbagai perundang-undangan. Deskriptif kualitatif digunakan sebagai pendekatan yang menungkinkan peneliti berinteraksi secara intensif dengan pihak masyarakat sebagai partisipan, dalam peristiwa khusus atau kehidupan sehari-hari. Pada saat yang sama, digunakan observasi visual selain wawancara sebagai metode pengumpulan data. Sebagai metode analisis, digunakan metode analisis pengodean dalam rangkaian analisis siklikal yang dilakukan. Pengodean-struktural, pengodean-magnitut, matriks dan narasi menjadi metode lanjutan dalam keseluruhan proses pengolahan, reduksi, analisis serta sintesa data dan informasi dalam penelitian ini. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ditemukannya berbagai kesesuaian pada penilaian upaya konservasi masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar dalam implementasi pemanfaatan ruang berdasarkan standar penilaian yang dibangun dari 3 (tiga) prinsip, 9 (sembilan) kriteria, dan 21 (dua puluh satu) indikator. Upaya konservasi yang telah diterapkan masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar ini terdapat pada seluruh prinsip perlindungan proses ekologis sebagai sistem penyangga kehidupan, sebagian besar prinsip pengawetan keanekaragaman hayati, dan sebagian pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Dapat dinyatakan bahwa keberadaan masyarakat adat Ciptagelar memiliki prospek yang positif terhadap fungsi proteksi kawasan konservasi. Walaupun demikian, prospek tersebut tidak seluruhnya positif, sehingga masih perlu terus diimbangi dengan adanya proses penurunan nilai kepada masyarakat adat secara berkelanjutan, berikut peran serta dan kerja sama seluruh pemangku kepentingan.