GEOLOGI DAN HIDROGEOLOGI DAERAH WRINGINANOM DAN SEKITARNYA, KABUPATEN GRESIK DAN MOJOKERTO, JAWA TIMUR

Daerah penelitian berada di Kecamatan – Kecamatan Wringinanom, Driyorejo, Kedamean, Kabupaten Gresik dan Kecamatan Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Secara geografis, daerah penelitian terletak pada koordinat UTM665600 – 673600 mT dan 9182100 – 918900 mU. Luas daerah penelitian adalah 55,...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Frans Julio Naibaho, Mateus
Format: Final Project
Language:Indonesia
Subjects:
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/34304
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Daerah penelitian berada di Kecamatan – Kecamatan Wringinanom, Driyorejo, Kedamean, Kabupaten Gresik dan Kecamatan Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Secara geografis, daerah penelitian terletak pada koordinat UTM665600 – 673600 mT dan 9182100 – 918900 mU. Luas daerah penelitian adalah 55,2 km2 (8 km x 6,9 km). Menurut klasifikasi BMB, geomorfologi daerah penelitian dibagi menjadi empat satuan yaitu Satuan Punggungan Antiklin Guyangan, Satuan Lembah Sinklin Kesambenkulon, Satuan Lembah Antiklin Kedungwaru, dan Satuan Dataran Aluvial Lemahputih. Tahapan geomorfik daerah penelitian adalah tua. Secara stratigrafi daerah penelitian terbagi dalam lima satuan batuan tidak resmi yang terbentuk pada Pliosen Akhir – Resen yang diendapkan pada lingkungan laut dangkal - darat. Satuan batuan tersebut berturut-turut dari yang lebih tua ke lebih muda adalah Satuan Batulempung I, Satuan Batulempung II, Satuan Batupasir-Batulempung, Satuan Batupasir, dan Satuan Endapan Aluvial. Struktur geologi yang terbentuk di daerah penelitian berupa lipatan – lipatan dan sesar. Perlipatan memiliki arah sumbu lipatan timur-barat dan sesar menganan yang berarah barat laut – tenggara. Struktur geologi tersebut diperkirakan terjadi setelah pengendapan Satuan Batupasir pada kala Pleistosen. Akuifer pada daerah penelitian terdapat pada Lapukan Satuan Batulempung I, Lapukan Satuan Batulempung II, Satuan Batupasir-Batulempung, Satuan Batupasir, dan Satuan Endapan Aluvial. Jenis akuifer pada daerah penelitian adalah akuifer bebas dan luas daerah yang layak minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.492/MENKES/PER/IV/2010 adalah 4,32%. Parameter kimia airtanah berupa pH memiliki nilai 7,09 – 8,84 dan parameter fisik berupa TDS memiliki nilai 320 - 2050 mg/L. Pada daerah penelitian juga terdapat gunung lumpur (mud volcano) dengan karakteristik pH 7,98, TDS 12.448 dan temperatur 34,7oC. Pelarutan mineral karbonat membuat nilai TDS dan pH menjadi tinggi. Gunung lumpur (mud volcano) diperkirakan sudah mempengaruhi kualitas airtanah pada bagian barat daya daerah penelitian dan pabrik – pabrik sudah mencemari airtanah pada bagian tenggara daerah penelitian. Gunung lumpur (mud volcano) dan pabrik juga membuat nilai TDS dan pH menjadi tinggi.