ANTIBIOTIC USE AND RESISTANT BACTERIAL PATTERN IN SURGICAL UNIT IN A HOSPITAL IN BANDUNG, INDONESIA

• Main Author: Marie Praveena S K, Anne
• Format: Final Project
• Language: Indonesia
• Online Access: https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/36966
• Institution: Institut Teknologi Bandung

Antibiotik merupakan faktor yang sangat penting dalam melawan patogen bakteri. Namun demikian, beberapa bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik karena penggunaan antibiotik yang tidak tepat. Konsekuensinya, bakteri mampu hidup dan bahkan bereproduksi walaupun telah terpapar oleh antibiotik. Apoteker berperan penting dalam mencegah perkembangan resistensi terhadap antibiotik pada pasien di rumah sakit dengan membatasi penggunaan antibiotik yang tidak tepat. Selain itu, apoteker juga berperan dalam memberikan konseling dan pendidikan pada pasien dan tenaga kesehatan seperti dokter, apoteker dan perawat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola resistensi bakteri terhadap antibiotik untuk infeksi luka operasi (ILO) dan infeksi saluran kemih terkait kateter (ISKTK), serta untuk menentukan ketepatan pengobatan menggunakan antibiotik pada kasus ILO dan ISKTK di unit bedah. Penelitian ini bersifat analisis deskriptif yang dilakukan secara retrospektif di Rumah Sakit Pemerintah Dr.Hasan Sadikin (RSHS). Spesimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pus dari pasien ILO dan urin dari pasien ISKTK. Data tersebut diperoleh dari rekam medis pasien dan hasil laboratorium pada periode Augustus 2017-Juni 2018. Terdapat 14 subjek untuk ILO (dari total 20 subjek) dan 54 subjek (dari total 179 subjek) untuk ISKTK. Pada pasien ILO dan ISKTK di RSHS, ternyata E. coli (ESBL) merupakan patogen bakteri yang paling banyak mengalami resistensi terhadap antibiotik sefalosporin generasi ke-3 seperti sektriakson dan sefotaksim pada 57,1% untuk ILO dan 40,7% untuk ISKTK. Pola bakteri yang resisten terhadap sefalosporin generasi ke-3 dilaporkan paling tinggi menggunakan uji kepekaan antibiotik. Analisis Chi-square digunakan untuk ISKTK tetapi tidak untuk SSI karena jumlah pasien SSI terbatas. Analisis tersebut digunakan untuk menentukan ketepatan penggunaan antibiotik dengan isolat bakteri yang diuji. Ditemukan bahwa ketidaktepatan pengobatan menggunakan antibiotik untuk pasien ISKTK adalah 61,1% berdasarkan analisis Chi-square (p=0,000). Untuk pasien SSI, ketidaktepatan pengobatan menggunakan antibiotik adalah 85,7%.