PERAN MEKANISME AIR LIMPASAN DALAM TRANSPORT NUTRIEN DI LAHAN CURAM DAN LAPISAN TANAH LIAT
Kualitas dan kuantitas air sungai dipengaruhi oleh berbagai aspek, yaitu air limpasan permukaan, aliran pori-pori tanah, aliran balik (kondisi tanah jenuh), dan air tanah. Hubungan antara air hujan, air limpasan, dan kualitasnya sangat tergantung dari proses hidrologi, yang perlu disimulasikan da...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Dissertations |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/41782 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
id |
id-itb.:41782 |
---|---|
institution |
Institut Teknologi Bandung |
building |
Institut Teknologi Bandung Library |
continent |
Asia |
country |
Indonesia Indonesia |
content_provider |
Institut Teknologi Bandung |
collection |
Digital ITB |
language |
Indonesia |
description |
Kualitas dan kuantitas air sungai dipengaruhi oleh berbagai aspek, yaitu air limpasan
permukaan, aliran pori-pori tanah, aliran balik (kondisi tanah jenuh), dan air
tanah. Hubungan antara air hujan, air limpasan, dan kualitasnya sangat tergantung
dari proses hidrologi, yang perlu disimulasikan dalam model. Namun, keterbatasan
pemahaman mengenai mekanisme utama limpasan di kawasan tertentu,
keterbatasan data hujan, keterbatasan data limpasan, dan keterbatasan data kandungan
nutrien menjadi permasalahan untuk memodelkan transpor limpasan dan
nutrient di alam. Kebanyakan model berbasis fisik tidak dapat menggambarkan
kompleksitas dan heterogenitas yang sebenarnya terjadi di lapangan
Berdasarkan hal tersebut, disertasi ini memberikan penelitian komprehensif untuk
mengidentifikasi pengaruh dari air hujan pada kualitas air sungai pada kawasan
pedesaan melalui pemahaman yang lebih dalam terhadap pembentukan air limpasan
dan persebaran nutrient pada daerah tangkapan dengan kemiringan tertentu. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa aliran bawah permukaan,
khususnya aliran balik memiliki peran lebih dominan dalam pembentukan limpasan
dibandingkan air permukaan. Di samping itu, limpasan permukan, mekanisme
dan kuantitas, karaketeristik fisik tanah adalah faktor yang sangat berpengaruh
terhadap tarnspor nutrient selama proses runoff. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pada penelitian ini dilakukan tahapan-tahapan: (1) melakukan perbandingan
proses hujan – limpasan untuk berbagai intensitas hujan yang berbeda dan tutupan
lahan yang berbeda dalam lingkup penelitian lapangan; (2) mendapatkan mineralisasi
dan nitrifikasi untuk mempelajari transpor nutrient sebagai ammonium dan
nitrat pada lapisan tanah yang berbeda dan debit aliran dalam lingkup penelitian
laboratorium; (3) mengembangkan model fisik sederhana yang dapat diaplikasikan
untuk kondisi spesifik dengan kemiringan yang curam dalam negara dengan iklim
tropis.
Proses pembentukan limpasan dapat dilakukan pada plot tanah yang berbeda pada
hujan buatan. Data kelembaban tanah menjadi indikator untuk mendukung dinamika
kandungan air pada lapisan tanah dalam lingkup percobaan in-situ. Selain
itu, parameter lain terkait dengan kapasitas untuk mengalirkan air pada tanah,
seperti konduktivitas hidrolis, porositas tanah, tekstur, massa jenis juga diukur dalam penelitian ini. Hasil dari tahap ini membantu untuk meningkatkan pemahaman
terhadap pembentukan limpasan dan memberikan informasi kaitan antara
kelembaban tanah dan air yang tersimpan pada lapisan tanah di daerah tangkapan.
Hasil yang diperoleh pada tahap ini digunakan untuk memperdalam pemahaman
menganai ppembentukan limpasan dan untuk memberikan informasi mengenai
hubungan antara kelembaban tanah dan jumlah air yang tersimpan dalam
tanah. Hasil ini akan diaplikasikan pada model fisik yang menjadi tahap terakhir
penelitian.
Pada penelitian laboratorium yang telah dilakukan, jumlah pupuk diaplikasikan
pada kolom tanah yang berbeda untuk mempelajari cara infiltrasi dan penyebaran
nutrient pada tanah dan air limpasan. Intensitas hujan buatan yang berbeda ditetapkan
setiap dua hari. Sampel tanah pada level kedalaman yang berbeda dan
aliran air di bawah kolom tanah dikumpulkan, kemudian ammonium dan nitrat
dianalisis setiap hari. Hasil dari tahap ini membuktikan bahwa kapasitas penyerapan
ammonium dengan jumlah tinggi pada lapisan tanah atas dan efek yang sangat
singkat dari aliran limpasan pada transpor nitrat pada arah vertikal dan horizontal.
Beberapa fungsi pendekatan seperti rangkaian Fourier dan polinomial dinilai
sesuai dengan data kualitas.
Untuk mendukung model ini, model baru lain berdasarkan prosedur automata seluler
ditelaah dan dikembangkan untuk meniru perubahand dari aliran pada daratan.
Model tersebut berhasil memodelkan proses limpasan dan nutrient pada kawasan
dengan kemiringan tinggi, dengan hasil yang dapat diterima. Pada akhirnya, model
fisik sederhana dapat dibangun untuk memperkirakan kelembaban air dalam tanah,
airan flux pada arah horizontal dan vertical di antara lapisan tanah. Data aliran
air juga menjadi data input untuk simulasi kondisi dinamis dari ammonium dan nitrat
pada lapisan tanah. Kemudian daerah yang menjadi lingkup studi dibagi menjadi
beberapa segmen, setiap segmen kemudian dibagi menjadi beberapa lapisan,
dan digunakan persamaan kekekalan massa pada setiap lapisan tanah. Kunci penting
dari metoda ini adalah menggunakan lapisan yang sangat tipis dan menggunakan
tahap waktu yang sangat kecil untuk meningkatkan akurasi dari simulasi.
Sebagai kesimpulan, disertasi ini memberikan pengetahuan terkait dengan pembentukan
limpasan. Pengetahuan yang dihasilkan diharapkan dapat memberikan kontribusi
pada pemahaman yang lebih baik terhadap kualitas air kawasan pedesaan,
dengan demikian dapat dikembangkan suatu desain dari model fisik untuk prediksi
kualitas air. Mekanisme limpasan didominasi oleh air tanah, dan kelembaban tanah
menjadi faktor penting yg berkontribusi pada pembentukan limpasan. Mekanisme
dispersi nitrogen dipengaruhi oleh faktor limpasan di aliran horizontal, aliran vertikal,
aliran balik, dan jumlah air yang tersimpan dan dalam tanah sesuai dengan
persamaan kesetimbangan massa di setiap lapisan tanah tertentu. |
format |
Dissertations |
author |
Thi Ngoc Anh, Nguyen |
spellingShingle |
Thi Ngoc Anh, Nguyen PERAN MEKANISME AIR LIMPASAN DALAM TRANSPORT NUTRIEN DI LAHAN CURAM DAN LAPISAN TANAH LIAT |
author_facet |
Thi Ngoc Anh, Nguyen |
author_sort |
Thi Ngoc Anh, Nguyen |
title |
PERAN MEKANISME AIR LIMPASAN DALAM TRANSPORT NUTRIEN DI LAHAN CURAM DAN LAPISAN TANAH LIAT |
title_short |
PERAN MEKANISME AIR LIMPASAN DALAM TRANSPORT NUTRIEN DI LAHAN CURAM DAN LAPISAN TANAH LIAT |
title_full |
PERAN MEKANISME AIR LIMPASAN DALAM TRANSPORT NUTRIEN DI LAHAN CURAM DAN LAPISAN TANAH LIAT |
title_fullStr |
PERAN MEKANISME AIR LIMPASAN DALAM TRANSPORT NUTRIEN DI LAHAN CURAM DAN LAPISAN TANAH LIAT |
title_full_unstemmed |
PERAN MEKANISME AIR LIMPASAN DALAM TRANSPORT NUTRIEN DI LAHAN CURAM DAN LAPISAN TANAH LIAT |
title_sort |
peran mekanisme air limpasan dalam transport nutrien di lahan curam dan lapisan tanah liat |
url |
https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/41782 |
_version_ |
1822926081917714432 |
spelling |
id-itb.:417822019-09-02T10:57:44ZPERAN MEKANISME AIR LIMPASAN DALAM TRANSPORT NUTRIEN DI LAHAN CURAM DAN LAPISAN TANAH LIAT Thi Ngoc Anh, Nguyen Indonesia Dissertations lahan curam, limpasan, aliran permukaan, aliran bawah permukaan, transportasi nutrisi, model fisik, Automata Selular. INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/41782 Kualitas dan kuantitas air sungai dipengaruhi oleh berbagai aspek, yaitu air limpasan permukaan, aliran pori-pori tanah, aliran balik (kondisi tanah jenuh), dan air tanah. Hubungan antara air hujan, air limpasan, dan kualitasnya sangat tergantung dari proses hidrologi, yang perlu disimulasikan dalam model. Namun, keterbatasan pemahaman mengenai mekanisme utama limpasan di kawasan tertentu, keterbatasan data hujan, keterbatasan data limpasan, dan keterbatasan data kandungan nutrien menjadi permasalahan untuk memodelkan transpor limpasan dan nutrient di alam. Kebanyakan model berbasis fisik tidak dapat menggambarkan kompleksitas dan heterogenitas yang sebenarnya terjadi di lapangan Berdasarkan hal tersebut, disertasi ini memberikan penelitian komprehensif untuk mengidentifikasi pengaruh dari air hujan pada kualitas air sungai pada kawasan pedesaan melalui pemahaman yang lebih dalam terhadap pembentukan air limpasan dan persebaran nutrient pada daerah tangkapan dengan kemiringan tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa aliran bawah permukaan, khususnya aliran balik memiliki peran lebih dominan dalam pembentukan limpasan dibandingkan air permukaan. Di samping itu, limpasan permukan, mekanisme dan kuantitas, karaketeristik fisik tanah adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap tarnspor nutrient selama proses runoff. Untuk mencapai tujuan tersebut, pada penelitian ini dilakukan tahapan-tahapan: (1) melakukan perbandingan proses hujan – limpasan untuk berbagai intensitas hujan yang berbeda dan tutupan lahan yang berbeda dalam lingkup penelitian lapangan; (2) mendapatkan mineralisasi dan nitrifikasi untuk mempelajari transpor nutrient sebagai ammonium dan nitrat pada lapisan tanah yang berbeda dan debit aliran dalam lingkup penelitian laboratorium; (3) mengembangkan model fisik sederhana yang dapat diaplikasikan untuk kondisi spesifik dengan kemiringan yang curam dalam negara dengan iklim tropis. Proses pembentukan limpasan dapat dilakukan pada plot tanah yang berbeda pada hujan buatan. Data kelembaban tanah menjadi indikator untuk mendukung dinamika kandungan air pada lapisan tanah dalam lingkup percobaan in-situ. Selain itu, parameter lain terkait dengan kapasitas untuk mengalirkan air pada tanah, seperti konduktivitas hidrolis, porositas tanah, tekstur, massa jenis juga diukur dalam penelitian ini. Hasil dari tahap ini membantu untuk meningkatkan pemahaman terhadap pembentukan limpasan dan memberikan informasi kaitan antara kelembaban tanah dan air yang tersimpan pada lapisan tanah di daerah tangkapan. Hasil yang diperoleh pada tahap ini digunakan untuk memperdalam pemahaman menganai ppembentukan limpasan dan untuk memberikan informasi mengenai hubungan antara kelembaban tanah dan jumlah air yang tersimpan dalam tanah. Hasil ini akan diaplikasikan pada model fisik yang menjadi tahap terakhir penelitian. Pada penelitian laboratorium yang telah dilakukan, jumlah pupuk diaplikasikan pada kolom tanah yang berbeda untuk mempelajari cara infiltrasi dan penyebaran nutrient pada tanah dan air limpasan. Intensitas hujan buatan yang berbeda ditetapkan setiap dua hari. Sampel tanah pada level kedalaman yang berbeda dan aliran air di bawah kolom tanah dikumpulkan, kemudian ammonium dan nitrat dianalisis setiap hari. Hasil dari tahap ini membuktikan bahwa kapasitas penyerapan ammonium dengan jumlah tinggi pada lapisan tanah atas dan efek yang sangat singkat dari aliran limpasan pada transpor nitrat pada arah vertikal dan horizontal. Beberapa fungsi pendekatan seperti rangkaian Fourier dan polinomial dinilai sesuai dengan data kualitas. Untuk mendukung model ini, model baru lain berdasarkan prosedur automata seluler ditelaah dan dikembangkan untuk meniru perubahand dari aliran pada daratan. Model tersebut berhasil memodelkan proses limpasan dan nutrient pada kawasan dengan kemiringan tinggi, dengan hasil yang dapat diterima. Pada akhirnya, model fisik sederhana dapat dibangun untuk memperkirakan kelembaban air dalam tanah, airan flux pada arah horizontal dan vertical di antara lapisan tanah. Data aliran air juga menjadi data input untuk simulasi kondisi dinamis dari ammonium dan nitrat pada lapisan tanah. Kemudian daerah yang menjadi lingkup studi dibagi menjadi beberapa segmen, setiap segmen kemudian dibagi menjadi beberapa lapisan, dan digunakan persamaan kekekalan massa pada setiap lapisan tanah. Kunci penting dari metoda ini adalah menggunakan lapisan yang sangat tipis dan menggunakan tahap waktu yang sangat kecil untuk meningkatkan akurasi dari simulasi. Sebagai kesimpulan, disertasi ini memberikan pengetahuan terkait dengan pembentukan limpasan. Pengetahuan yang dihasilkan diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pemahaman yang lebih baik terhadap kualitas air kawasan pedesaan, dengan demikian dapat dikembangkan suatu desain dari model fisik untuk prediksi kualitas air. Mekanisme limpasan didominasi oleh air tanah, dan kelembaban tanah menjadi faktor penting yg berkontribusi pada pembentukan limpasan. Mekanisme dispersi nitrogen dipengaruhi oleh faktor limpasan di aliran horizontal, aliran vertikal, aliran balik, dan jumlah air yang tersimpan dan dalam tanah sesuai dengan persamaan kesetimbangan massa di setiap lapisan tanah tertentu. text |