ANALISA PENGUKURAN KONDISI KESEHATAN KEUANGAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN BUMN DI BIDANG INDUSTRI KONSTRUKSI
Pemerintah Indonesia melakukan percepatan pembangunan infrastruktur melalui Proyek Strategis Nasional yang dimulai sejak 2014. Dalam menjalankan proyek ini, pemerintah juga mendayagunakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tujuan dari studi ini adalah untuk mengukur kondisi kesehatan keuangan ke empat...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Dissertations |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/44806 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Pemerintah Indonesia melakukan percepatan pembangunan infrastruktur melalui Proyek Strategis Nasional yang dimulai sejak 2014. Dalam menjalankan proyek ini, pemerintah juga mendayagunakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tujuan dari studi ini adalah untuk mengukur kondisi kesehatan keuangan ke empat perusahaan BUMN di bidang konstruksi selama periode 2013 sampai 2017. Keputusan Menteri BUMN No. KEP-100/MBU/2002 mengatur tata cara pengukuran dan penilaian kondisi kesehatan keuangan perusahan BUMN. Terdapat delapan rasio keuangan yang diukur dalam studi ini, yaitu: 1) imbalan kepada pemegang saham, 2) imbalan investasi, 3) rasio kas, 4) rasio lancar, 5) periode koleksi, 6) perputaran persediaan, 7) perputaran total asset, dan 8) rasio modal sendiri terhadap total aktiva. Hasil dari pengukuran akan divalidasi dengan Keputusan Menteri BUMN untuk menyimpulkan kondisi kesehatan keuangan setiap BUMN. Hasilnya menunjukkan bahwa dari tahun 2013-2017, kondisi kesehatan keuangan BUMN dinyatakan sebagai; PT Adhi Karya (A, A, A, BBB, BBB); PT Pembangunan Perumahan (AA, AA, A, A, A); PT Wijaya Karya (A, A, A, A, A); dan PT Waskita Karya (A, AA, AA, A, A). Kemudian, semua rasio keuangan dan Weighted Average Cost of Capital (WACC) dianalisis untuk mengetahui korelasinya dengan harga saham. Di Antara semua rasio keuangan dan WACC, perputaran persediaan dan rasio lancar secara berturut-turut memiliki korelasi yang terkuat dan terlemah. Selanjutnya, penilaian pasar terhadap BUMN dianalisis dengan mengukur P/E ratio untuk setiap BUMN. Hasilnya menunjukkan peringkat BUMN berdasarkan performa P/E ratio dari yang terburuk ke yang terendah secara berurutan adalah; PT Wijaya Karya; PT Pembanguna Perumahan; PT Waskita Karya; danPT Adhi Karya. Studi ini memberikan informasi dan rekomendasi bagi para manajer di industri konstruksi tentang kondisi kesehatan keuangan dan harga saham. Sehingga, para manajer mampu mengambil keputusan untuk meningkatkan keuntungan dan harga saham. |
---|