BUSINESS STRATEGY TO INCREASE THE OCCUPANCY RATE OF THE OFFICE SPACE AT KOMPAS TOWER BUILDING, JAKARTA

Perkembangan ekonomi dalam suatu negara memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap pembangunan infrastruktur pendukungnya. Terutama terjadi di kawasan perkotaan yang memiliki tingkat kepadatan pendukung yang tinggi dengan berbagai tingkat kebutuhan ekonominya. Adanya perkembangan ekonomi ju...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Dwiyanita H Sitorus, Natashia
Format: Theses
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/46902
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Perkembangan ekonomi dalam suatu negara memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap pembangunan infrastruktur pendukungnya. Terutama terjadi di kawasan perkotaan yang memiliki tingkat kepadatan pendukung yang tinggi dengan berbagai tingkat kebutuhan ekonominya. Adanya perkembangan ekonomi juga mempengaruhi perkembangan bisnis dan industri, dimana semakin tinggi GDP negara maka semakin besar peluang berkembangnya bisnis di negara tersebut. Dengan berkembangnya bisnis, diperlukan pula suatu sistem infrastruktur pendukung yang baik dan terintegrasi. Dalam hal ini TOD (Transit Oriented Development) menjadi salah satu solusi dari permasalahan infrastruktur yang ada. Kompas Gramedia melihat adanya fenomena TOD ini sebagai peluang untuk memperoleh pendapatan sekaligus menjadi metode pemanfaatan aset yang menguntungkan. Pembangunan gedung Menara Kompas sebagai gedung perkantoran sewa di kawasan TOD menjadi alternatif bisnis yang menarik. Dewasa ini, muncul tantangan bisnis perkantoran sewa yang tengah menghadapi masa sulit akibat adanya pasokan ruang kantor sewa yang berlebih dibandingkan dengan tingkat permintaan pasar. Selama 5 tahun terakhir, pasokan ruang kantor sewa meningkat dengan sangat signifikan dan menyebabkan adanya kelebihan penyediaan ruang hingga 40% dibandingkan dengan kebutuhan yang ada di pasar perkantoran sewa. Kelebihan ruang yang tidak terserap mencapai 150.000 m2. Hal ini menimbulkan suatu gejala di dalam pasar yang disebut sebagai “tenant market” dimana penyewa gedung yang dapat menentukan kebijakan harga sewa. Kondisi ini sangat berbahaya bagi bisnis perkantoran sewa. Hal ini memberikan dampak buruk bagi landlord (pemilik gedung) dimana sebuah gedung perkantoran memiliki modal awal berupa capital expenditure berjumlah besar yang biasanya terdiri dari investasi dan pinjaman. Pada saat pengoperasiannya, landlord memiliki perhitungan pengembalian biaya investasi berikut dengan bunga yang perlu dipenuhi melalui pemasukan sewa gedung. Pada saat okupansi gedung rendah, maka terjadi kekurangan pemasukan untuk mengurangi biaya modal atau lebih parahnya lagi, mengurangi biaya operasional gedung. Gedung mengalami kerugian secara operasional dan landlord bisa jadi tidak mampu melakukan pengembalian biaya investaso Oleh karena itu, dibutuhkan suatu usaha pemasaran yang kreatif dan memaksimalkan semua potensi dan sumber daya yang dimiliki perusaahan menjadi sebuah competitive advantage yang memiliki nilai tambah untuk meningkatkan okupansi dari gedung perkantoran sewa. Gedung kantor sewa Menara Kompas dalam hal ini berusaha menyikapi situasi yang terjadi dengan melakukan analisa terhadap faktor eksternal dan internal dalam lingkungan bisnis, dan menggali secara lebih dalam sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk digunakan sebagai kekuatan pemasaran untuk peningkatan okupansi gedung. Hasil analisa memperlihatkan Menara Kompas memiliki banyak potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber kekuatan pemasaran. Dimulai dari pemanfaatan ekosistem Kompas Gramedia sebagai Head Office, hingga melakukan kerja sama dengan perusahaan konsultan dan manajemen properti untuk memperluas jaringan pemasaran. Strategi temuan dari penelitian ini perlu untuk diimplementasikan untuk menjaga keberlangsungan manajemen Menara Kompas di masa yang akan datang.