PENGEMBANGAN KATALIS PERENGKAHAN MINYAK KELAPA SAWIT MENJADI BIOGASOLINE

Impor bahan bakar di Indonesia masih cukup tinggi untuk memenuhi permintaan yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi nasional. Bahan baku untuk bahan bakar seperti bensin umumnya masih berasal dari minyak mentah. Kekhawatiran pada menipisnya cadangan minyak mentah telah mendorong penggunaan sumber...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Nadila Pramesti, Alicia
Format: Final Project
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/48214
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Impor bahan bakar di Indonesia masih cukup tinggi untuk memenuhi permintaan yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi nasional. Bahan baku untuk bahan bakar seperti bensin umumnya masih berasal dari minyak mentah. Kekhawatiran pada menipisnya cadangan minyak mentah telah mendorong penggunaan sumber-sumber terbarukan alternatif. Minyak sawit dapat menjadi sumber potensial untuk memproduksi biogasoline melalui perengkahan katalitik menggunakan katalis HZSM-5 dan HY. Sangat penting untuk mengembangkan katalis yang memenuhi standar EURO 4, yaitu bensin yang memiliki kandungan aromatik maksimum 35%-v, kadar benzena maksimum 1%-v dan RON minimum 91. Penggabungan katalis HZSM-5 dan HY diharapkan menghasilkan konversi minyak kelapa sawit yang tinggi menjadi biogasoline dengan kandungan aromatik yang rendah karena katalis HZSM-5 mendukung konversi yang tinggi tetapi memiliki selektivitas tinggi terhadap aromatik, sedangkan HY adalah kebalikannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan katalis untuk perengkahan katalitik minyak sawit untuk menghasilkan biogasoline yang memenuhi standar EURO 4. Sintesis katalis dilakukan dengan memvariasikan komposisi katalis parent HZSM-5 dan HY dan komposisi katalis HZSM-5 hierarki dan HY. Modifikasi hierarki HZSM-5 dengan desilikasi dan dealuminasi diperlukan untuk mengatasi keterbatasan difusi yang disebabkan oleh ukuran pori yang kecil. Uji aktivitas katalis dilakukan selama 3 jam pada 1 atm, 500 ° C, WHSV 2,5 jam-1 dan 2,5 g katalis per run. Metode karakterisasi katalis yang dilakukan adalah adsorpsi isotermal N2, XRD, dan NH3-TPD, sedangkan analisis produk cair yang diperoleh dilakukan dengan menggunakan GC-DHA. Kesimpulan dari penelitian ini adalah katalis HZSM-5 memiliki selektivitas yang lebih tinggi terhadap aromatik, sedangkan katalis HY lebih selektif terhadap parafin dan olefin. Penambahan katalis HZSM-5 ke katalis HY menyebabkan peningkatan konversi reaksi, selektivitas aromatik dan RON, dan penurunan pembentukan kokas. Variasi katalis terbaik yang paling dekat dengan memenuhi standar Euro 4 adalah 5%HZSM-5-Hier/HY, yang menghasilkan bensin dengan RON 97 dan kadar aromatik 26%-v. Namun, kandungan benzena masih 1,76%-v.