INJECTIVITY PERFORMANCE ANALYTICAL MODELING OF CO2 INJECTION WELL BY CONSIDERING J-T EFFECT: CASE STUDY OF WELL X
Dibutuhkan alat matematis yang dapat digunakan untuk menganalisis lokasi dimana fenomena pendinginan Joule-Thomson dapat menghalangi injeksi CO2, serta merencanakan dan mendesain, baik untuk Enhanced Oil Recovery maupun Geo-sequestration, untuk menghindari terbentuknya hidrat dan mengurangi injektiv...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Final Project |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/50136 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Dibutuhkan alat matematis yang dapat digunakan untuk menganalisis lokasi dimana fenomena pendinginan Joule-Thomson dapat menghalangi injeksi CO2, serta merencanakan dan mendesain, baik untuk Enhanced Oil Recovery maupun Geo-sequestration, untuk menghindari terbentuknya hidrat dan mengurangi injektivitas. Pada studi ini, solusi analitis sederhana dibuat dengan pengaruh variasi kerusakan formasi akibat perforasi dan injeksi. Model berikut dibuat untuk menentukan solusi optimal untuk memaksimalkan injektivitas ke dalam reservoir serta menghindari penurunan tekanan berlebih dan pembentukan hidrat. Menguji kapabilitas solusi berikut dilakukan menggunakan analisis sensitivitas dan evaluasi terhadap studi kasus sumur X menggunakan aplikasi solusi analitis dengan akses yang mudah, diimplementasikan lewat piranti lunak pengolah spreadsheet, sehingga dapat dievaluasi dengan cepat pada kondisi laju injeksi CO2 konstan. Studi analisis sensitivitas menunjukkan bahwa semakin rendah permeabilitas maka akan terjadi peningkatan gradien tekanan. Kesimpulan ini cocok dengan fakta bahwa permeabilitas yang rendah menyebabkan penurunan tekanan yang tinggi. Akibatnya, permeabilitas yang rendah menuebabkan penurunan tekanan yang lebih besar akibat efek Joule-Thomson. Efek yang disebabkan permeabilitas yang rendah juga ditingkatkan oleh kerusakan formasi. Pada kasus sumur X, untuk laju injeksi 2 kg/s pada formasi panas (>100 oF), JTC kemungkinan besar tidak terjadi dengan tekanan awal reservoir sampai dengan serendah 100 psi. |
---|