SIMULASI DAN PERMODELAN DARI PABRIK CLINKER BERBASIS BAHAN BAKAR HIDROGEN

Pada saat ini, dunia menghadapi peningkatan gas rumah kaca seperti karbondioksida di atmosfer. Pertumbuhan karbondioksida ini utamanya diikuti oleh meningkatnya permintaan global akan semen, yang merupakan bahan utama struktur bangunan. Karbondioksida dihasilkan di pabrik semen dari beberapa proses...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Sabilirasyad Cezeliano, Axl
Format: Final Project
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/50524
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Pada saat ini, dunia menghadapi peningkatan gas rumah kaca seperti karbondioksida di atmosfer. Pertumbuhan karbondioksida ini utamanya diikuti oleh meningkatnya permintaan global akan semen, yang merupakan bahan utama struktur bangunan. Karbondioksida dihasilkan di pabrik semen dari beberapa proses antara lain kalsinasi yang memecah batu kapur menjadi CaO dan karbondioksida, serta dari pembakaran bahan bakar fosil konvensional. Sementara itu, emisi minor juga dihasilan oleh pengangkutan material dari pemasok. Narasi utama dalam skripsi ini adalah bagaimana cara mengurangi emisi karbondioksida dari pabrik semen. Salah satu ide yang diajukan adalah dengan mensubstitusi bahan bakar dari batubara sebelumnya menjadi hidrogen yang merupakan bahan bebas karbon. Walaupun hidrogen memiliki nilai kalor yang jauh lebih besar daripada batubara pada umumnya, energi hidrogen jarang digunakan di ranah industri karena masalah teknologi penyimpanan dan distribusi. Dari sana, amonia hadir sebagai solusi yang mengatasi masalah tersebut. Simulasi menggunakan Software Aspen Plus dilakukan dengan membandingkan satu jenis proses produksi klinker yang menggunakan bahan bakar hidrogen dan batubara. Beberapa hasil yang menonjol adalah, penurunan sekitar 46% persen emisi karbon dioksida dicapai dan temperatur dekomposisi amonia adalah variabel yang paling mempengaruhi efisiensi pabrik. Namun, system berbasis hydrogen memiliki produktivitas 28% lebih rendah dibandingkan dengan basis batubara, dan juga supaya dapat bisa sepenuhnya diaplikasikan ke system yang sudah ada, komposisi hybrid sebesar 53% batubara dan 47% hidrogen digunakan.